Selasa 08 Feb 2011 19:27 WIB

Wah... Siswa SMP di Jombang Bentuk Polisi Air

Polisi Air (ilustrasi)
Polisi Air (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Surabaya, 8/2 (ANTARA) - Siswa SMP Negeri 1 Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, membentuk satuan tugas polisi air seiring dengan semakin menurunnya fungsi mata air di sekitar sekolahan mereka. "Hal itu sebagai upaya penyelematan lingkungan dan sumber-sumber air di Wonosalam," kata Koordinator "Brantas Community", Amirudin Mutaqin, di Surabaya, Selasa (8/2).

Polisi air itu, jelas dia, merupakan tim penyelamatan sungai yang anggotanya adalah para sukarelawan dari siswa SMP Negeri 1 Wonosalam. Sejumlah siswa Madrasah Aliyah Panglungan, Wonosalam, juga membentuk kelompok pelestari lingkungan. "Mereka melestarikan 2,5 hektare areal hutan di Sumber Beji. Di hutan itu banyak terdapat mata air yang dimanfaatkan masyarakat desa setempat dan dijadikan laboratorium alam sekolah," katanya.

Mereka juga sudah mengidentifikasi jenis-jenis tanaman dalam radius 200 meter di sekitar mata air. Kegiatan mereka selama ini juga bermanfaat dalam penyelamatan 44 mata air di Kecamatan Wonosalam. Kegiatan penyelamatan dilakukan dengan membentuk pola kemitraan pelestarian mata air yang melibatkan semua sekolah di Kecamatan Wonosalam, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jombang, pemerintah Desa Panglungan, dan masyarakat setempat.

Para murid di Kecamatan Wonosalam tergabung dalam 'Brantas community'. Sebelumnya mereka menemui Gubernur Jatim Soekarwo di kantor Pemprov Jatim. Gubernur mendukung kegiatan para siswa asal Jombang dan aktivis lingkungan lainnya yang tergabung dalam 'Brantas Community' dalam menyelamatkan Sungai Brantas dan Kali Surabaya.

Di Sungai Brantas, mereka melakukan kegiatan patroli sepeda, dokter sungai, karbon bank bantaran, hutan tani bantaran, sensus serangga air, surat cinta untuk Brantas, 'river deffender', Garda Brantas, ekowisata sungai, penjaga mata air, dan pendokumentasian keanekaragaman hayati tanaman mata air.

Amirudin mengungkapkan, selama sepuluh tahun terakhir, setiap harinya sekitar 350 ton limbah cair dibuang oleh 400 industri di daerah aliran sungai (DAS) Brantas. Di daerah hulu, tepatnya di Kota Batu dari 111 mata air pada tahun 2000, kini tinggal 56 titik mata air. "Di Jombang, Kediri, dan Mojokerto banyak jembatan ambles dan tanggul Sungai Brantas bergeser akibat maraknya penambang pasir liar," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement