REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) mengepreasi upaya evakuasi korban jatuhya pesawat Air Asia QZ8501 di perairan Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah yang dilakukan jajaran Basarnas dan stakeholders lainnya dalam kurun waktu kurang dari 48 jam. Meski demikian, DPD juga berharap penanganan evaakuasi korban Air Asia QZ 8501 bisa tuntas dan maksimal.
“Tentu usaha baik ini harus terus didukung dalam proses evakuasi, dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk fokus melakukan pencarian maupun identifikasi korban,” ucap Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad dalam siaran persnya yang diterima Republika Online, Kamis (1/1).
Pimpinan DPD RI menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas musibah kecelakaan pesawat AirAsia rute Surabaya – Singapura dan turut berduka cita atas jatuhnya korban jiwa. DPD juga mendoakan semoga pihak keluarga diberikan ketabahan serta kesabaran menghadapi situasi ini.
Selain itu, pimpinan DPD RI meminta pemerintah agar proses evakuasi harus tuntas dan maksimal, baik keberadaan awak penumpang maupun fisik pesawat. “Kami meminta Pemerintah agar proses evakuasi harus tuntas dan maksimal,” ujarnya, seraya berharap pemerintah segera menemukan ‘black box’ atau kotak hitam pesawat AirAsia agar menjadi salah satu sumber analisis penyebab kecelakaan tersebut.
“Ada banyak hikmah dan pembelajaran berharga dari kecelakaan ini, di antaranya perlu pengelolaan industri jasa penerbangan yang semakin baik dengan berorientasi pada keselamatan penumpang dan peningkatan kemampuan teknis operasional penyelamatan bencana,” ungkap Farouk.
Senator asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini mengingatkan, bahwa kejadian kecelakaan pesawat komersial sepanjang tahun 2014 cukup banyak terjadi. Sebagai pelajaran berharga, sebaiknya Pemerintah, pengusaha industri penerbangan, dan otoritas jasa melakukan evaluasi yang menyeluruh dan berkala terhadap seluruh mekanisme operasional industri penerbangan nasional saat ini, terutama kemampuan deteksi cuaca buruk yang meminimalisir kecelakaan.