REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Dongeng kini semakin banyak dilupakan. Padahal, dongeng bisa menjadi salah satu sarana untuk membentuk karakter. Ketua Umum Pemuda Pelopor Nasional, Rita Widyasari di sela acara Indonesia Mendongeng mengatakan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan kian meluasnya digital society yang berkembang tanpa batas.
"Ada hal kecil yang terlupakan oleh bangsa ini akibat kesibukan orang tua dan hiruk pikuk rutinitas," kata dia.
Hal kecil itu adalah satu cara yang tak menggurui, namun tanpa sadar merupakan media pembelajaran budi pekerti yang tidak membuat bosan. Dulu, kata dia, mendongeng merupakan cara yang populer dalam menularkan pendidikan budi pekerti, nilai- nilai kehidupan dan kebanggaan kepada bangsa sendiri.
Namun sekarang sudah banyak ditinggalkan. Sementara itu, di era globalisasi ini 'cerita-cerita' impor yang belum tentu sesuai dengan bangsa Indonesia dengan mudah mampu memikat hati si kecil atau anak- anak bangsa ini. Berangkat dari sini, Pemuda Pelopor Nasional menggelar Gerakan Indonesia Mendongeng untuk mengembalikan kejayaan kebiasaan mendongeng. Ia ingin kegiatan ini akan dihelat di semua provinsi di tanah air. Sekarang ini sudah terjaring di 13 provinsi, karena kendala keterbatasan kemampuan dan sebagainya.
Anggota DPD RI, Ajiep Padindang mengaku sangat mengapresiasi inisiatif Pemuda Pelopor Nasional ini. DPD RI akan mendukung penuh upaya untuk mendorong kembali kebangkitan jati diri bangsa. Ia berpendapat sudah saatnya mendongeng ini terintegrasi dalam kurikulum muatan lokal bagi anak didik di negeri ini.
Sehingga, kata dia, akan efektif dalam membangun kembali karakter bangsa yang kian tergerus zaman. Saat ini, lanjutnya, DPD RI juga terus mendorong RUU Perlindungan Bahasa dan Kesenaian Daerah. Karena negeri ini kaya akan cerita dan dongeng- dongeng rakyat dengan ke-khasannya.