REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah sudah terbitkan Surat Utang Negara (SUN) yang dijual ke Eropa. Terkait hal tersebut, Anggota DPD RI Ajiep Padindang menyatakan ketidaksetujuannya terkait pemerintah yang memilih Eropa sebagai lokasi penjualan SUN.
“Saya kira ini nggak benar kalau pememerintah berorientasi ke Eropa untuk penjualan SUN atau surat berharga itu ya,” kata Ajiep kepada ROL, Selasa (28/7).
Ia juga tidak memungkiri mengenai pergerakan mata uang euro yang memang tidak lah buruk dibandingkan mata uang lainnya. Ajiep menjelaskan, nilai tukar mata uang euro paling tinggi kedua setelah dinar.
Meskipun begitu, lanjut dia, keadaan perekonomian di negara tersebut belum lah terbilang stabil jika pemerintah tetapkan menjual SUN ke Eropa. “Apalagi Eropa sendiri masih sedang bergelut memulihkan ekonominya yang belum stabil,” jelas Ajiep.
Selain itu, Ajiep berpendapat Yunani dan Italia juga sedang mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan pergolakan ekonomi yang keras. Untuk itu ia menilai lebih baik Indonesia tidak perlu menjual SUN dan akan lebih baik memanfaatkan pengaktifan kembali pembayaran pajak.
Diketahui, SUN yang diterbitkan pemerintah jumlahnya senilai 1,25 miliar euro atau setara dengan Rp 18,3 triliun. Menteri keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan penerbitan SUN tersebut akan berdampak bagus untuk menambahkan target pembiayaan sebelumnya.