REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Salah satu penyebab Rupiah melemah, menurut Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rahmat Waluyanto, ada beberapa penyebab yang mempengaruhi, “diantara penyebab rupiah melemah adalah import lebih besar daripada ekspor, dan kepanikan dari investor juga menjadi penyebab sehingga mereka berhenti berinvestasi karena kondisi yang memburuk”, ujarnya.
Hal itu disampaikan Rahmat dalam Rapat Komite IV DPD RI yang dipimpin oleh Ketua Komite IV DPD RI Ajiep Padindang. Rapat tersebut membahas Rancangan Undang-Undang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK), di Ruang Rapat Gedung DPD RI Jakarta pada hari Selasa (29/5).
Untuk mencapai tujuan JPSK, dibentuklah Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Berdasarkan Perppu JPSK tersebut, “yang dimaksud KSSK adalah Menteri Keuangan sebagai ketua merangkap anggota dan Gubernur BI sebagai anggota. KSSK berfungsi menetapkan kebijakan dalam pencegahan dan penanganan krisis”, jelas Rahmat.
Dalam rangka melaksanakan fungsi penetapan kebijakan pencegahan dan penanganan krisis tersebut, KSSK mempunyai tugas untuk mengevaluasi skala dan dimensi permasalahan likuiditas dan atau solvabilitas bank/ Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) yang ditengarai berdampak sistemik, menetapkan permasalahan likuiditas dan atau masalah solvabilitas bank LKBB berdampak luas.
Menurut Rahmat dalam Keputusan rapat di KSSK diusahakan dengan suara mufakat, namun jika tidak mufakat ketua KSSK berhak mengambil keputusan secara mandiri.
Menteri Keuangan selaku Ketua KSSK dan Gubernur Bank Indonesia selaku anggota KSSK sepatutnya menjunjung tinggi amanat dimaksud. Kalau tidak, tentu mereka akan bertanggungjawab kepada publik atas kealpaanya.