REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hidup perlu diberikan arti yang tidak hanya secara individu. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas mengatakan konsep bhineka tunggal ika harus menjadi landasan kehidupan.
"Yang menjadi roh dari kerukunan dan perdamaian adalah konsep bhinneka tunggal ika, yang mengakui adanya perbedaan," ujat GKR Hemas saat menjadi pembicara dalam diskusi bersama Forum Kerukunan Umat Islam (FKUI) di Sulawesi Utara, belum lama ini.
Dalam diskusi tersebut, GKR Hemas menghimbau agar masyarakat Minahasa untuk tidak mudah terprovokasi dan menciptakan huru-hara. Kewaspadan perlu ditingkatkan, terutama kepada individu atau kelompok asing yang ingin memanfaatkan ketentraman yang sudah terbangun di tanah Sulawesi.
Dalam kunjungannya ke Sulawesi Utara, GKR Hemas menyempatkan diri untuk bersilaturahmi dengan masyarakat Jawa Tondano (Jaton).
Kehadiran anggota dewan perwakilan DI Yogyakarta ini disambut dengan sangat antusias tokoh agama dan tokoh masyarakat di Jaton, seperti Lurah Jaton Hj Sumer, Kepala Imam Masjid, serta Ketua Kerukunan Keluarga Jaton Sulut Sukirman Haji Jafar.
Sebagai salah satu bentuk dukungannya terhadap kerukunan dan perdamaian, GKR Hemas menghadiri acara apresiasi penganugrahan Refleksi N-Peace Award dari PBB kepada Jull Takaliuang. Ia merupakan tokoh asal Sulawesi Utara yang dapat menjaga perdamaian dan toleransi.