REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Senator asal Jakarta, Abdul Azis Khafia, mendukung munculnya fenomena calon independen sebagai konsekuensi berdemokrasi.
Sebab, partai bukan satu-satunya institusi untuk menyiapkan pemimpin, baik untuk daerah maupun pusat.
Menurutnya, partai saat ini dalam konteks pilkada hanya menjadi alat legitimasi calon yang akan maju, baik itu kader maupun bukan. Pada saat pilkada serentak, partai sibuk mencari sosok populer dan memiliki dana yang tinggi.
''Padahal, setiap kontes, idealnya parpol mendorong kader terbaiknya. Saya berharap, dengan adanya revisi UU No 8 Tahun 2015, ruang independen dipermudah,'' kata Azis dalam dialog kenegaraan, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Ia mengatakan, fenomena Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok hanya bagian kecil dari fenomena calon perseorangan atau independen. Oleh karena itu, ke depan, ruang independen mesti dibuka seluas-luasnya, jangan dipersempit dengan berusaha menaikkan persyaratan dukungan menjadi 15-20 persen dari DPT.
Hal tersebut supaya membuka partisipasi publik dalam masyarakat. ''Jangan karena independen kuat, partai tidak berani melawan, undang-undangnya diubah,'' ujarnya menjelaskan.
Azis meminta parpol seharusnya lebih sadar bahwa mereka sudah kehilangan kepercayaan dari rakyat. Karena itu, mestinya parpol menyiapkan kader-kader terbaiknya untuk mencari simpati rakyat agar kembali dipercaya.