REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- DPD RI akan memanggil pemangku kepentingan yang berhubungan dengan pembangunan jalan tol trans Sumatra. Ketua DPD RI Irman Gusman meminta pihak terkait untuk mempercepat pembangunan jalan tol Trans Sumatra terutama ruas Bakauheni-Terbanggi Besar, Lampung, sepanjang 140 kilometer.
"Kami sedang reses untuk melihat langsung perkembangan pembangunan jalan tol sesuai dengan jadwal atau tidak. Tapi terdapat hambatan di lapangan karena itu apa yang menjadi masalah teknis perlu dikoordinasikan antara intansi seperti Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat, Kementerian ATR/Kepala BPN, BUMN dan pemerintah daerah untuk percepatan pembangunannya," kata dia di Sabahbalau, Lampung Selatan, Selasa (10/5).
Ia menyebutkan untuk percepatan pembangunan jalan tol itu DPD RI akan memanggil pemangku kepentingan tersebut agar pembangunan jalan bebas hambatan itu sesuai dengan target, yakni pada 2018. Senator asal Sumatera Barat itu mengatakan pembangunan jalan tol itu harus sesuai target mengingat pada tahun 2018, akan digelar even olahraga internasional, yakni Asian Games.
Irman menjelaskan, berdasarkan informasi pembebasan lahan baru mencapai 50 persen sehingga diperlukan kerja keras semua pihak agar lahan untuk pembangunan jalan tol dapat selesai.
Ketua DPD RI itu juga meminta Pemprov Lampung segera memetakan masalah pembebasan dan hasil pemetaan tersebut akan diteruskan oleh DPD ke kementerian terkait agar pembangunan jalan bebas hambatan sepanjang 140 km itu dapat dilanjutkan dan selesai sesuai target.
Kepala Proyek PT Waskita Karya Marsudi mengatakan pembangunan jalan tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar, Lampung, sepanjang 140 kilometer terancam terhenti akibat belum tuntasnya pembebasan lahan. Sejak kunjungan Presiden Joko Widodo pada Februari 2016 lalu, hingga sekarang pengerjaan jalan tol mandeg akibat lahan yang belum dibebaskan.
Ia mengatakan bahwa perusahaan diberikan proyek untuk pengerjaan jalan tol sepanjang 40 kilometer mulai dari Desa Sidomulyo hingga Kotabaru Lampung Selatan. Namun, pengerjaan ini terhenti karena belum tuntasnya pembebasan lahan hingga sekarang. Menurut dia, dari 40 kilometer (km) itu, perusahaan baru dapat mengerjakan jalan tol yang telah dirigid sepanjang 5 km.
"Seharusnya akhir Mei tahun ini pembebasan lahan harus sudah tuntas sehingga kami dapat bekerja," kata dia, Rabu (11/5).
Marsudi mengaku pesimistis pembangunan jalan tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sesuai target mengingat belum tuntasnya pembebasan lahan. "Saya tidak tahu permasalahannya seperti apa ingga pembebasan lahan hingga sekarang belum tuntas karena yang mengurusi masalah itu ada instansi lain," ujarnya.