REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PLN meminta dukungan untuk penyediaan listrik di daerah Indonesia Timur. Direktur Bisnis Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara PLN, Machnizon Masri menjelaskan, ketersediaan listrik di Sulawesi Utara sebesar 88 persen, Sulawesi Selatan 85 persen, Gorontalo 76 persen, Sulawesi Tengah 72,7 persen, Sulawesi Barat 58 persen, Sulawesi Tenggara 62 persen. Sementara, untuk NTB 72 persen, dan NTT 52 persen.
Masri menyebutkan, kondisi geografis, pembebasan lahan pembangkit dan transmisi, serta banyaknya penolakan masyarakat seperti takut pencemaran udara dan radiasi, menjadi kendala pemenuhan kebutuhan listrik. Lalu yang paling sulit adalah pembebasan lahan tapak tower sebab karena masyarakat mengatakan harga tanah disekitar tapak tower akan jatuh.
"Sampai hari ini masih ada kendala di Palu, sudah tiga tahun transmisinya belum selesai. Kami memohon dukungan dari kepala daerah," katanya, saat bertemu dengan kepala daerah dan anggota DPD, Rabu (25/5).
Menurut dia, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) akan dibuat untuk 2017. Dia berharap Pemda bersama masyarakat diharapkan mendukung setiap proyek pembangunan pembangkit sehingga mendukung upaya PLN untuk elektrifikasi terutama di darah yang masih minim listrik.