REPUBLIKA.CO.ID, TOMOHON -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD) RI Darmayanti Lubis menekankan ketahanan keluarga sebagai proteksi perlindungan anak sekaligus pemberdayaan perempuan. Hal tersebut ia tekankan berkaitan dengan maraknya bahaya yang membayangi perempuan dan anak seiring berjalannya kemajuan.
Bahaya tersebut seperti isu nikahsirri.com, beredar pil PCC dan KDRT yang tidak kunjung berhenti. "Negara kita mengalami degrasasi sumber daya manusianya, kok kaum perempuan di invite online untuk nikahsirri.com, lalu beredar tablet PCC di kalangan anak-anak, kita terombang ambing," ujar Darmayanti dalam kunjungannya ke Kantor Walikota Tomohon, Kamis (28/9).
Darmayanti menekankan ketahanan keluarga sebagai upaya melindungi anak dan perempuan dari hal tersebut. Tujuan keluarga yaitu untuk mencapai kesejahteraan seperti menyusun keturunan yang baik dan utuh untuk mengembangkan kehidupan spiritual dan meningkatkan kehidupan keluarga.
Setidaknya terdapat tiga strategi untuk melindungi anak dan memberdayakan perempuan. Strategi pertama melalui kebijakan pemerintah yang mendukung pembangunan keluarga berkarakter. Menciptakan keluarga berkarakter tidak akan terwujud bila anak dan keluarga kerap menjadi korban KDRT.
"Perempuan dan anak adalah kunci sumber daya manusia, RUU Kekerasan pada perempuan dan anak jadi fokus kami sedang digodok, dan kami DPD sangat sensitif pada hal seperti ini," kata Darmayanti.
Strategi Kedua, melalui institusi pendidikan. Institusi pendidikan memegang peran penting di dalam upaya membangun keluarga berkarakter. Melalui institusi pendidikan, bisa mendapatkan ilmu, pengetahuan dan pemahaman bagaimana membangun keluarga berkarakter. Untuk itu, menurut Darmayabti, perlu adanya penguatan kurikulum yang terkait sehingga bisa memberikan spirit pemahaman yang tepat.
Strategi ketiga, peran lembaga keagamaan. Lembaga-lembaga keagamaan dinilai sangat vital peranannya dalam pemahaman terhadap nilai-nilai agama. Nilai-nilai agama inilah yang memberikan pengaruh terhadap budaya ketimuran yang terkenal beradab.
"Di wilayah berpopulasi islam, kita melihat adanya peran pesantren telah mulai mendukung pemberdayaan perempuan dan anak, di kota ini (Tomohon) peran gereja juga sangat baik dalam kontribusinya membangun karakter anak," kata dia.
Dengan pembangunan ini, menurut dia, perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan akan bersinergi dengan pembangunan nasional. "Perempuan dan anak adalah dua elemen sangat penting dalam pembangunan," kata dia.