Saturday, 19 Jumadil Akhir 1446 / 21 December 2024

Saturday, 19 Jumadil Akhir 1446 / 21 December 2024

Distribusi Dokter Masih Jadi Masalah di Indonesia.

Rabu 13 Mar 2019 15:47 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Usman Sumantri di Gedung DPD RI, Jakarta, Selasa (12/3).

Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Usman Sumantri di Gedung DPD RI, Jakarta, Selasa (12/3).

Foto: dpd
Dokter kini juga bertugas mengedukasi masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Distribusi dokter masih menjadi masalah di Indonesia. Komite III DPD RI mendorong peningkatkan kualitas dokter atau tenaga kesehatan. Hal tersebut tertuang dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Usman Sumantri di Gedung DPD RI, Jakarta, Selasa (12/3).

Ketua Komite III DPD RI Novita Anakotta mengatakan saat ini dokter bukannya hanya siap menolong pasien. Melainkan, membantu masyarakat agar dapat hidup sehat. “Saat ini tugas seorang dokter tidak hanya terpaku pada menolong pasien. Tapi bagaimana bisa mengedukasi masyarakat,” ucap dia.

Baca Juga

Senator asal Maluku Utara itu memandang bahwa pendidikan kedokteran perlu dilihat secara komprehensif sebagai bagian dari sistem kesehatan nasional. Namun permasalahan kedokteran di Indonesia sangatlah kompleks seperti distribusi dokter. “Dilihat dari per provinsi, pada tahun 2016 di DKI Jakarta, Yogyakarta, dan Bali yang rasio dokternya terpenuhi,” ucap dia.

Selain itu, Novita juga menjelaskan masih banyak daerah-daerah terpencil yang belum terdistribusi oleh dokter. Minimnya distribusi dokter daerah terpencil memang bukan hal yang baru, setiap tahun masalah ini selalu saja terulang. “Ketika kami reses masalah ini pasti muncul, dan banyak dari masyarakat yang mengeluhkan hal ini,” ujarnya.

Senada dengan Novita, Anggota Komite III DPD RI Ahmad Sadeli Karim juga menyinggung kurangnya dokter di daerah pelosok seperti Pandeglang dan sekitarnya. Apalagi, sangat langkah menemukan dokter di Puskesmas. “Di Puskesmas hanya ada bidan dan mantri. Jarang menjumpai dokter,” kata dia.

Ahmad Sadeli menambahkan, belum lagi fasilitas kesehatan di Puskesmas juga belum memadai. Jadi masyarakat harus ke kota besar dulu untuk berobat dengan kondisi jalan yang kurang bersahabat. “Jadi kasian masyarakat kita yang berada di daerah terpencil ini,” terang dia.

Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Usman Sumantri menjelaskan saat ini ada 89 Fakultas Kedokteran, dan telah menghasilkan 11.500 dokter setiap tahun. “Jadi setiap tahun jumlah dokter selalu naik,” ucapnya.

Usman membenarkan bahwa banyak dokter-dokter yang berada di kota besar seperti di DKI Jakarta, Yogyakarta, dan Sumatera Utara.  Jika bergeser ke Sulawesi, distribusi dokter bermasalah karena daerah yang begitu luas dan beban kerjanya sungguh luar biasa. “Maka jarang dokter yang mau ditempatkan di sana,” ujar dia.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler