REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi IV DPR, Daniel Johan, menilai operasi pasar untuk mengendalikan harga bahan pangan tidak bisa terus - menerus dilakukan. Pihaknya dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sedang mendorong pelaksanaan kebijakan penentuan harga eceran tertinggi selama Ramadhan, natal dan tahun baru.
"Jalan keluar jangka pendek dengan operasi pasar tidak bisa dilakukan secara terus - menerus. Untuk lebaran tahun depan misalnya, tidak bisa jika baru dibahas sebulan sebelumnya," ujar Daniel kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (4/6).
Karena itu, pihaknya bersama dengan Kemendag tengah menyiapkan kebijakan penentu harga eceran tertinggi untuk jangka panjang. Kebijakan ini nantinya akan menjadi standar penetapan harga tertinggi pada satu setengah bulan ketika Ramadhan, natal dan tahun baru.
Ketetapan ini, lanjut dia, bertujuan memudahkan petani, pedagang dan masyarakat. Sebab, dengan harga eceran tertinggi petani dan pedagang akan mendapatkan harga terbaik dan tidak memeras rakyat. Konsumen pun dapat membeli bahan pangan dengan harga normal.
Baca juga, Sandiaga Sebut Operasi Pasar Sembako Matikan Pedang Pasar Tradisional.
Saat disinggung tentang seberapa efektif program pasar murah yang dari pemerintah, Daniel menilai hal itu hanya berlaku jika dilakukan secara masif. "Jika dilaksanakan secara masif tentu lebih efektif. Pasar murah itu semacam tindakan emergency, agar warga miskin bisa membeli barang dengan harga terbaik," kata Daniel.
Sebelumnya, operasi pasar terhadap sejumlah bahan pangan terus dilakukan, namun harga di pasar tetap tinggi. Perum Bulog selaku salah satu pelaksana OP menyebut, efektivitas OP belum terasa karena kegiatan tersebut baru berjalan beberapa hari.