REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Ade Komarudin mengunjungi lokasi pembangunan gedung khusus paru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi. Ia mengapresiasi pembangunan gedung setinggi delapan lantai ini sebagai salah satu layanan bentuk kesehatan dasar masyarakat.
"Tadi kita masuk itu sudah kayak RS swasta yang bersih, orang nyaman di situ. Tidak merasa di RS," kata Ade, kepada wartawan, Kamis (9/6).
Ia bahkan memuji andai dipermak sedikit lagi kondisinya sudah seperti mall. Menurut Ade, kenyamanan itu secara psikologis orang sudah merasa 'sembuh' begitu masuk RS. Gedung seluas 2.993 meter persegi tersebut rencananya akan digunakan untuk RS khusus paru, rehab narkoba, dan penanganan HIV. Pemkot Bekasi menargetkan pembangunan selesai pada Desember 2016 mendatang. Ade mengatakan, keberhasilan ini dapat menjadi contoh bagi kabupaten/kota lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, menambahkan Pemkot Bekasi sedang membangun satu blok untuk Kartu Sehat tanpa kelas, ditambah satu blok lain untuk RS khusus paru. "Ada 160 ribu pemegang Kartu Sehat yang dijamin oleh pemerintah," kata Rahmat.
Para pemegang Kartu Sehat ini tidak sama dengan BPJS serta dijamin akan mendapat layanan kesehatan yang memadai. Rahmat melanjutkan, Pemkot juga menyediakan empat puskesmas rawat inap bagi masyarakat.
Menurut dia, penyebaran puskesmas rawat inap di berbagai kecamatan dilakukan supaya beban terhadap pelayanan kesehatan dasar tidak menumpuk. Pasalnya, kata Rahmat, faktor transportasi juga menjadi kendala bila fasilitas layanan kesehatan hanya satu lokasi. Ia menyampaikan, APBD Kota Bekasi untuk layanan kesehatan sudah mencapai 12 persen dari target 17 persen.