REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta masyarakat DKI Jakarta bersama-sama menjaga stabilitas kondisi di ibu kota selama pemilihan gubernur (pilgub) DKI 2017. Untuk itu, dia mengimbau agar semua pihak dapat menahan diri dalam menjalani tahapan kontestasi pilgub DKI Jakarta ini serta menghindari kampanye yang menggunakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
"Kampanye saja belum dimulai, namun nuansa kebencian sudah kita lihat dan dengar di mana-mana. Percayalah, warga Jakarta adalah pemilih cerdas yang akan menyampaikan aspirasinya pada saat pemilihan nanti," ujar Sahroni, Senin (17/10).
Politikus Partai Nasdem itu merasa miris dengan maraknya kampanye bernuasa SARA belakangan ini. Padahal, isu ini sangat berbahaya karena bisa memicu perpecahan. Dia berharap dalam kampanye nanti semua pihak lebih santun, beretika dan tidak berkampanye membawa isu SARA.
"Saya mengharapkan agar semua tetap damai dan kondusif,” kata dia.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebenarnya telah merilis Keputusan KPU Nomor: 123/Kpts/KPU/Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis (Juknis) Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017.
Dalam keputusan KPU itu ditegaskan larangan kampanye yang mempersoalkan dasar negara Pancasila dan pembukaan UUD 1945 serta menghina seseorang berdasarkan SARA.
Sahroni menyebut seluruh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur maupun tim pemenangannya agar melakukan kampanye secara sopan, tertib, edukatif, bijak dan beradab. Karena itu, semua model kampanye yang bersifat provokatif harus dihindari. Hal ini penting agar kondisi keamanan di ibu kota kondusif.