REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan Taufik Kurniawan mengajak masyarakat menjadikan idul fitri sebagai momentum introspeksi diri. Idul fitri semestinya dimaknai sebagai perbaikan hubungan dengan pencipta dan sesama manusia.
"Saya mengucapkan selamat idul fitri 1438 H, semoga kita menjadi pribadi yang fitri dan lebih baik dalam konteks habluminallah dan habluminannas," kata Taufik melalui tertulisnya di Jakarta, Ahad (25/6).
Dalam konteks habluminallah, setiap muslim ditempa imannya selama sebulan penuh sehingga diharapkan menjadi pribadi yang suci dan merayakan hari kemenangan dengan penuh rasa syukur. Penempaan diri selama sebulan penuh dapat meningkatkan kualitas ibadah dan bersyukur atas nikmat dan karunia yang diberikan Allah.
Taufik melanjutkan, perayaan Idul Fitri tahun ini sangat berkesan karena dirayakan ditengah hiruk pikuk dunia politik dan berbagai tantangan di segala aspek kehidupan masyarakat.
Menurut Taufik, kondisi kebangsaan saat ini banyak dikatakan beberapa pihak berada dititik yang mengkhawatirkan. Sebab, berbagai serangan komentar antaranak bangsa terjadi dalam dunia maya maupun dunia nyata sehingga tidak jarang terjadi gesekan sosial.
Karena itu, perayaan Idul Fitri tahun ini sebaiknya juga menjadi momentum untuk seluruh anak bangsa melakukan instropeksi kebangsaan dan pribadi, apa yang sudah dilakukan masing-masing untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Politisi PAN tersebut mengingatkan semua masyarakat tanpa mengenal suku, agama, ras, dan antar-golongan harus bisa bergandengan tangan, seharusnya bahu membahu membangun semangat persatuan dalam bingkai kebhinekaan serta jadikan momentum Idul Fitri sebagai titik tolak mencapai tujuan bersama.
"Masyarakat harus ingat bahwa bangsa Indonesia menjadi besar bukan atas jasa segelintir golongan namun seluruh anak bangsa sehingga semangat kebangsaan harus terus kita gelorakan," kata dia.
Dia mengharapkan dalam perayaan Idul Fitri, keiklasan tiap anak bangsa dibutuhkan sehingga antar sesama bisa saling memaafkan segala kesalahan yang pernah dibuat untuk kemudian menjadi pribadi yang unggul.
Taufik menilai bangsa Indonesia kedepan bukan hanya membutuhkan pribadi yang unggul dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi (pptek) namun juga unggul dalam keimanan dan ketakwaan (imtaq).
"Ilmu agama dan ilmu pengetahuan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, sehingga dua hal itu yang harus ada dalam diri masyarakat Indonesia sehingga menjadi pribadi yang unggul," kata Taufuk.
Taufik juga mengingatkan tradisi silaturahim dalam perayaan Idul Fitri menjadi salah satu tiang ukhuwah kebangsaan karena di dalamnya terdapat dialog yang harmonis di antara sesama dengan latar belakang kebhinekaan yang beragam.
Dian Erika Nugraheny/Singgih