Senin 05 Jul 2010 04:42 WIB

Aisyiyah Urai Problem Masyarakat dengan Peneguhan Keyakinan

Rep: neni ridarineni/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Problem di masyarakat yang cukup banyak khususnya problem perempuan dan anak. Untuk program ke depan (periode 2010-2015) Aisyiyah ingin berkontribusi terhadap kegiatan yang mencerahkan diantaranya melakukan pembinaan keagamaan yang dikaitkan dengan problem perempuaan dan anak.

Hal itu dikemukakan Ketua Pengarah Muktamar Aisyiyah ke-46 Ketua PP Aisyiyah 2005-2010 Siti Noordjanah Djohantini,di sela-sela sidang Pleno Aisyiyah Gedung Grha Wana Bhakti Yasa Yogyakarta, Ahad (4/7).

Diakui Noordjanah, program peneguhan pembinaan keagamaan seperti peneguhan keyakinan, melakukan ibadah, bermuamalah, berhubungan dengan sesama, toleransi, berakhlak tinggi, beraqidah tinggi selama ini sudah dilakukan. Namun dalam periode lima tahun ke depan akan lebih dikaitkan dengan problem masyarakat.

''Apalagi di masyarakat kita multikultur, sehingga kita harus membangun kekuatan bersama untuk mensejahterakan masyarakat,''ungkap dia. Dia memberi contoh: kalau kita menolong orang itu peneguhan spiritualitas, tetapi ini terkait bahwa menolong itu secara riil membantu orang lain dan ini masuk ke layanan sosial.

Menurut dia, untuk menuju masyarakat berperadaban itu tidak mungkin terjadi kalau sebagian masyarakat miskin. Orang miskin tidak mungkin masyarakat sejahtera termasuk bisa aktif dan berpendidikan lebih lanjut, mendapat kesehatan yang baik, dan sebagainya. Karena pisau untuk melihat dunia dan hidup lebih baik itu apabila masyarakat sejahtera.

Untuk itulah maka Aisyiyah akan mendiskusikan akar permasalahan masyarakat khususnya perempuan dan anak hingga sampai ke wilayah-wilayah bahkan sampai cabang hingga kecamatankecamatan. Karena persoalan di masing-masing wilayah tentu berbeda-beda.

Misalnya, kata dia, masalah trafficking (perdagangan manusia) itu akan di lihat di daerah mana yang menjadi suplier perdagangan anak tinggi dan soal trafficking ini tidak bisa dilepaskan dengan soal nilai-nilai luhur, utama, moral, spiritual dan norma-norma agama.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement