Rabu 21 Sep 2016 08:23 WIB

Polusi Ternyata Turut Cetuskan Pigmentasi Kulit

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Polusi udara memiliki dampak buruk pada kesehatan kulit.
Foto: wikipedia
Polusi udara memiliki dampak buruk pada kesehatan kulit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk hidup sehat Anda tentu sudah tahu rumusannya, kurangi makanan manis, tidur cukup, olahraga dan lainnya. Namun ada sesuatu yang tidak bisa dihindari untuk hidup sehat adalah sinar matahari dan polusi.

Sinar matahari walaupun di daerah mendung, gunung, daerah bersalju sekalipun, tetap bisa memproduksi melanin penyebab pigmentasi kulit. Melanin sebenarnya berguna melindungi tubuh. Sinar matahari membuat kulit lebih gelap karena sinar UV meningkatkan aktivitas tyrosinase dan transfer pigmen melanin.

“Jadi pemakaian tabir surya berguna agar tidak menjadi lebih hitam,” sarannya dalam konferensi pers Pond’s White Beauty di Jakarta, Selasa (21/9).

Misalnya di daerah dingin, seperti Puncak atau Lembang, kulit akan lebih gampang hitam. Kita tidak sadar karena dingin, tapi prosesnya terjadi dan lebih hebat daripada Jakarta. Di Jakarta lebih beruntung karena ada polusi, mataharinya terhadang polusi. Tapi ternya polusi juga menimbulkan masalah.

Dalam suatu penelitian, ada teori bahwa polutan itu proses perusakannya bukan hanya di dalam tapi juga di luar. Polutan masuk ke tubuh melalui paru-paru beredar kemudian merusak kulit. Partikel-partikel polutan terjadi lebih banyak pigmen spot di pipi.

Penelitian ini meneliti daerah perkotaan dan pedesaan di Jerman. Hasilnya ternyata pigmentasi ini terjadi di daerah yang ekspos mataharinya rendah. Tapi setelah penelitian pigmen ini terjadi di daerah ekspos yang bukan karena matahari tapi karena polutan. Jadi penelitian dilakukan di dua daerah yang sama-sama ekspos mataharinya rendah. “Ternyata kulit terbuka di daerah yang banyak polusi lebih gampang hitam. Lebih cepat proses agingnya,” ujarnya.

Polusi yang banyak mengandung radikal bebas akan membuat kulit jadi rusak. Dimana dalam radikal bebas itu ada partikel kecil dan besar. “Kalau sebentar eksposnya, partikel kecil yang masuk. Kalau lama partikel besar yang masuk. Jadi kerusakan pada kulit terjadi karena matahari, radikal bebas dan partikel yang masuk,” ujarnya.

Polusi berperan sebagai pembawa pesan untuk mencetuskan reaksi peradangan berikutnya. Aktivitas tyrosinase meningkat dan aktivitas sel melanosit meningkat. Jadi membuat kulit mudah hitam. “Kalau hitam merata tidak apa, kalau tidak merata mengganggu,” ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement