REPUBLIKA.CO.ID, Ingin melihat semangka atau melon, bergantungan dengan indahnya di pekarangan rumah, layaknya di taman buah? Tak perlu lahan yang luas untuk dapat mewujudkan itu semua.
Menurut salah seorang peneliti Badan Litbang Pertanian, Nurjaya, keterbatasan lahan, terlebih di kota besar seperti Jakarta tak mesti membuat orang berhenti bercocok tanam. “Ada banyak hal yang dapat dilakukan, meski memang ruang untuk bercocok tanam menjadi semakin berkurang,” ujarnya.
Pria yang sudah 20 tahun bergelut di bidang hortikultura ini menuturkan, porkembangan teknologi kini memungkinkan orang bercocok tanam tanpa perlu tanah yang luas. Ia juga mengatakan, pemilik rumah tanpa halaman atau pekarangan pun masih bisa menyalurkan hobi bertanamnya. “Pemeliharaan yang telaten mempengaruhi keberhasilan bertanam di lahan sempit ini,” ujarnya.
Tak hanya bisa menikmati hasilnya, budi daya tanaman buah pada lahan sempit ini juga mempercantik pekarangan. Nurjaya sendiri menyarankan sistem hidroponik ataupun tabulampot (menanam buah menggunakan media pot) ini dapat diterapkan pada tanaman semangka.
Untuk membuat tumbuhan semangka menjalar ke atas, sebaiknya digunakan para-para atau tangga. Umumnya, tanah seluas 1x1 meter, dapat digunakan untuk 10 tanaman vertikal. Semangka, kata Nurjaya, merupakan tanaman yang bisa tumbuh 10 meter panjang tanamannya, dengan long light (pencahayaan tinggi). “Jakarta merupakan daerah yang cocok untuk ditanami semangka atau melon,” katanya.
Biasanya, para-para yang digunakan untuk bercocok tanam di lahan sempit ini mampu menahan semangka seberat tiga kilogram, tanpa penyangga.