Kamis 08 Jul 2010 23:36 WIB

Waspadai Otak Anda, Pendorong Utama Santap Makanan Berlemak

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Donat bersalut gula dan coklat (Illustrasi)
Foto: AP PHOTO/CHUCK BURTON
Donat bersalut gula dan coklat (Illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Donat sungguh memiliki kekuatan super. Mereka akan menggoda bahkan ketika anda usai menyantap makan pagi. Aroma manisnya, bau mentega mendorong anda untuk mencubit. Anda bisa jadi berencana berbagi donat berlapis gula dengan teman kubikel, namun sebelum anda menawarkan, bisa-bisa seluruh roti cincin itu telah anda habiskan dan akhirnya meninggalkan perasaan bersalah.

Namun semua makanan panggang tidak layak disalahkan atas rusaknya diet anda. Mereka memiliki partner kriminal: otak anda.

Ya benar, otak dan bukan perut yang membuat anda menginginkan makanan manis bergula, kaya lemak seperti brownies, donat dan kentang goreng. Akhir-akhir ini koneksi hasrat menyantap dalam pikiran menjadi topik utama para periset, menghasilkan pandangan baru bagaimana bertahan diri dari makanan dan tetap sehat serta langsing.

Pihak paling bersalah dalam hasrat menyantap di pikiran adalah sebuah sistem neuron yang saling berhubungan disebut jalur imbal balik yang berevolusi selama jutaan tahun untuk mendorong naluri paling purba anda demi bertahan hidup: seperti makan. Makanan kalori tinggi saat itu sangat langka dan krusial untuk tetap hidup, sehingga otak manusia mempelajari untuk membanjiri dirinya dengan kimiawi yang menimbulkan perasaan baik, seperti dopamin dan serotonin untuk merespon rasa, bau dan bahkan orang atau tempat yang kaya rasa.