Rabu 07 Sep 2011 14:21 WIB

Inilah Terapi Musik Kuno 'Maqam', Terbukti Bantu Kesembuhan Fisik dan Psikis Pasien

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Dua dokter Turki tengah memberikan terapi musik kepada pasiennya
Foto: Turkishforum.com.fr
Dua dokter Turki tengah memberikan terapi musik kepada pasiennya

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Para dokter di Turki tengah menghidupkan kembali terapi penyembuh kuno yang sudah ditinggalkan. Terapi itu dikenal dengan sebutan maqam, terapi musik yang memadukan sistem melodi klasik Arab dan Turki (Konstantinopel).

Dr. Bingur Sonmez, salah seorang dokter tengah memberikan terapi kepada pasien asal Siprus yang baru saja menjalani operasi vaskular. Ia bersama rekannya Dr, Erol Can lalu memainkan lagu populer Turki. Sembari bermain, Sonmez juga melihat layar pemantauan pasiennya.

Keduanya percaya terapi yang dijalankan memiliki manfaat terhadap penyembuhan psikologis dan fisiologis. Can menemukan terapi itu saat ia bekerja di sebuah rumah sakit di Sofia, Bulgaria. Ia selanjutnya beremigrasi ke Turki tahun 1996.

Di negara itu, ia secara bertahap mulai menggantikan rekaman musik dengan instrument hidup. “Dulu saya menggunakan tape rekaman dan headphone,” paparnya seperti dikutip guardian.co.uk, Rabu (7/9).

Can mengatakan terapi musik kuno ini memadukan struktur interval unik  disebut cinsler dan melodi (seyir) melalui komposisi dasar (beste, sarki, pe'rev, Ayin) dan komposisi spontan dalam Turki (gazel, Taksim, Kuran-? Karim, Mevlid).

Dinamisasi nada segera melahirkan beberapa jenis musik maqam yang dibutuhkan oleh pasien untuk penyembuhan. Rast Makam, misalnya, nada yang dihasilkan memiliki efek positif pada pasien anorexia atau Hicaz, yang memberikan manfaat kepada pasien untuk menjaga diet yang tengah dijalani.

“Sebuah restoran yang memainkan music Hicaz akan bangkrut lantaran pengunjung mereka tidak nafsu makan,” katanya sembari tersenyum.

Sonmaz atau Can, tidak mengklaim menemukan terapi musik kuno, tak pula mereka mengklaim menemukan kembali terapi musik tersebut. Sönmez menggarisbawahi terapi musik bukanlah pengganti perawatan medis konvensional Bagi mereka perpaduan antara terapi kuno dengan pengobatan modern akan memberikan manfaat ganda.

“Menyebutnya sebagai pengobatan komplementer sangat tepat. Kami mendiagnosa, lalu kami mainkan alat musik tanpa harus mengandalkan resep obat semata. Kami memainkan alat musik 5-10 menit, ternyata menstabilkan denyut jantung dan tekanan darah,” paparnya.

Sonmez mengungkap pada abad pertengahan setiap rumah sakit terdapat suara air mancur, jenis bunga dan tanaman. Kehadiran ketiga elemen itu merupakan bagian dari pengobatan komplementer pasien. “ Kami juga berpikir mengganti warna cat rumah sakit dari semula warna putih menjadi merah jambu (pink). Sebab warna pink memiliki efek menenangkan,” ungkapnya sembari terkekeh.

Apa yang dilakukan Can dan Sonmez mendapatkan apresiasi yang baik dari pasien mereka. Kepuasan itu segera menginspirasi para rekan mereka untuk menggunakan pengobatan gabungan itu. “Kami sangat senang, rekan-rekan telah melirik cara yang dilakukan,” ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement