REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Spesialis Anak dan Konsultan Jantung Anak RSUP Dr Sardjito, dr Noormanto, SpA(K) mengatakan sejak lima-enam tahun terakhir ini kasus jantung anak meningkat. Hal ini disebabkan sudah meningkatnya kesadaran dan teknologi untuk mendeteksi kasus jantung pada anak sejak dini.
Dia mengatakan jika janin dalam kandungan sudah terdeteksi ada kelainan jantung, maka bisa diantisipasi ketika lahir, yakni pada saat persalinan dibawa ke tempat pelayanan yang ada fasilitas kegawatan dan kalau perlu segera dioperasi. "Apabila ada lubang di jantungnya, ditutup dari luar dan bila ada penyempitan dilebarkan," jelas dia, Senin (7/5).
Sampai saat ini penyebab jantung anak belum diketahui. Namun, kata dia, ada faktor yang berpengaruh terjadinya jantung pada anak, yakni Cytomegalovirus (CMV), toksoplasma, dan infeksi lainnya, obat-obatan, dan jamu. Biasanya bila pengaruh infeksi terjadinya pada kehamilan di bawah usia tiga bulan, karena pada saat itu terjadi pembentukan organ.
Bila terdeteksi sejak awal, kata Noormanto, angka kesembuhan jantung pada anak yang tidak kompleks sekitar 95 persen. Kebanyakan anak yang diketahui terkena jantung anak pada usia 2-3 tahun. Untuk pencegahannya, ibu sebelum hamil harus menjadi kesehatannya dan melakukan screening penyakit yang mudah mengenai bayi. Lalu, kata dia, pada saat hamil, sang ibu harus menerapkan pola hidup sehat.