REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memaksakan diri untuk bersendawa akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan pencernaan, ungkap dokter spesialis penyakit dalam dari Divisi Gastroenterologi FKUI-RSCM, Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH.
"Sendawa yang dipaksakan akan membuat banyak gas atau udara naik ke atas, ini namanya refluks dan bisa membahayakan organ pencernaan," jelas Ari saat dihubungi, Rabu (10/7).
Refluks atau membalikan arah cerna makanan dapat menyebabkan muntah, sehingga memaksakan isi lambung untuk keluar. "Ini berbahaya karena esofagus (kerongkongan) kita tidak akan siap menerima muntahan yang sudah bercampur enzim itu. Itu bersifat asam," ungkap Ari.
Karena bersifat asam, maka refluks ini dapat menyebabkan esofagus terluka. "Esofagus yang terluka tentu akan sebabkan nafsu makan berkurang, panas dalam, rasa tidak nyaman, serta terganggunya kualitas hidup," tambah Ari.
Sementara itu, asam lambung yang terus meningkat akan sebabkan rasa penuh di perut atau kembung, serta nyeri pada lambung. Ini yang biasanya disalahartikan sebagai gejala sakit maag.
Lebih lanjut Ari menjelaskan bahwa keinginan untuk bersendawa bisa jadi akibat kekurangan enzim atau sindrom malabsorbsi atau maldigesti. Penyebabnya bisa beragam mulai dari faktor genetika, gangguan pankreas, hingga faktor usia.
"Gangguan ini terjadi karena penyerapan makanan yang terganggu akibat kurangnya enzim pencernaan. Tanpa enzim pencernaan, makanan tidak bisa diserap oleh usus. Jadi metabolisme secara otomatis akan terganggu," jelas Ari
Untuk mengatasi masalah ini, ada baiknya mengurangi konsumsi makanan berlemak seperti daging, coklat, susu, atau pun keju.