Kamis 11 Jul 2013 06:00 WIB

Paksakan Sendawa Bisa Bahayakan Pencernaan

Lambung (ilustrasi)
Lambung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memaksakan diri untuk bersendawa akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan pencernaan, ungkap dokter spesialis penyakit dalam dari Divisi Gastroenterologi FKUI-RSCM, Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH.

"Sendawa yang dipaksakan akan membuat banyak gas atau udara naik ke atas, ini namanya refluks dan bisa membahayakan organ pencernaan," jelas Ari saat dihubungi, Rabu (10/7).

Refluks atau membalikan arah cerna makanan dapat menyebabkan muntah, sehingga memaksakan isi lambung untuk keluar. "Ini berbahaya karena esofagus (kerongkongan) kita tidak akan siap menerima muntahan yang sudah bercampur enzim itu. Itu bersifat asam," ungkap Ari.

Karena bersifat asam, maka refluks ini dapat menyebabkan esofagus terluka. "Esofagus yang terluka tentu akan sebabkan nafsu makan berkurang, panas dalam, rasa tidak nyaman, serta terganggunya kualitas hidup," tambah Ari.

Sementara itu, asam lambung yang terus meningkat akan sebabkan rasa penuh di perut atau kembung, serta nyeri pada lambung. Ini yang biasanya disalahartikan sebagai gejala sakit maag.

Lebih lanjut Ari menjelaskan bahwa keinginan untuk bersendawa bisa jadi akibat kekurangan enzim atau sindrom malabsorbsi atau maldigesti. Penyebabnya bisa beragam mulai dari faktor genetika, gangguan pankreas, hingga faktor usia.

"Gangguan ini terjadi karena penyerapan makanan yang terganggu akibat kurangnya enzim pencernaan. Tanpa enzim pencernaan, makanan tidak bisa diserap oleh usus. Jadi metabolisme secara otomatis akan terganggu," jelas Ari

Untuk mengatasi masalah ini, ada baiknya mengurangi konsumsi makanan berlemak seperti daging, coklat, susu, atau pun keju.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement