Jumat 19 Jul 2013 02:22 WIB

Jumlah Penderita Diabetes Indonesia Akan Capai 12 Juta

Seorang pasien penderita diabetes tengah menyuntikkan obat insulin.
Foto: AP/Reed Saxon
Seorang pasien penderita diabetes tengah menyuntikkan obat insulin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah penderita diabetes di Indonesia diperkirakan bakal terus meningkat. Dikhawatirkan, pada 2020 posisi Indonesia akan naik ke peringkat enam sebagai negara dengan penderita diabetes terbanyak.

Hal ini disampaikan Ketua II Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Aman Pulungan, SpA(K) pada diskusi kesehatan di Jakarta, Kamis (19/7) sore.

"Berdasarkan data dari Diabetes Atlas IDF tahun 2010, Indonesia menduduki peringkat sembilan dengan 7,6 juta penduduk menderita diabetes," ujar Aman pada diskusi kesehatan di Jakarta, Kamis (19/7) sore. Namun, melihat pola makan dan pola hidup yang serupa seperti saat ini, Aman mengkhawatirkan bahwa pada 2020 peringkat itu akan semakin naik, sampai ke peringkat enam.

Diabetes Atlas IDF bahkan memperkirakan Indonesia akan memiliki sekitar 12 juta penduduk yang menderita diabetes. "Ini merupakan satu epidemik yang mengerikan. Bagaimana tidak, diabetes bahkan sudah menyerang usia anak-anak," jelas Aman.

Ia mengemukakan bahwa sekitar dua juta remaja atau sekitar satu dari enam remaja gemuk dengan usia 12 hingga 19 tahun, sudah memasuki tahap pre-diabetes. "Saya takut ini adalah generasi yang anak-anaknya bisa meninggal lebih cepat daripada orangtuanya akibat pola makan dan pola hidup yang sebabkan diabetes," tambah dia.

Menurut Aman, pola makan anak yang tidak sesuai dengan pola makan seimbang sehat dengan memilih makanan tinggi lemak dan kalori seperti makanan siap saji, jelas memicu terjadinya diabetes. "Belum lagi bila mereka kurang aktivitas fisik di luar ruangan, tidak olahraga, jadi gemuk, obesitas, lagi-lagi memicu diabetes," tegas Aman.

Kurangnya berolahraga, akan membuat energi berlebih dari asupan kalori tidak tersalurkan. Hal ini menurut Aman akan menyebabkan sisa energi tersimpan di tubuh dalam bentuk lemak. Timbunan lemak tentu picu obesitas yang menyebabkan resistansi insulin dan lalu memicu diabetes tipe II. "Diabetes tipe II sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius pada populasi anak dan remaja," kata Aman.

Dia menambahkan bahwa peningkatan penderita diabetes tipe II di kalangan remaja dan anak-anak sejalan dengan epidemi obesitas di kalangan remaja dan anak-anak. Aman lalu mengimbau bahwa jika dijumpai tanda mencurigakan pada anak, sebaiknya dilakukan skrining (penapisan) sindrom metabolik dan diabetes pada anak dan remaja.

"Skrining sangat membantu diagnosis dan tata laksana dini," imbuh dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement