REPUBLIKA.CO.ID, -- Satu penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Preventive Medicine, menemukan bahwa minuman berenergi dapat memicu depresi.
Bulan lalu, para peneliti dari University of Michigan melaporkan, remaja yang meminum minuman berenergi berpotensi untuk minum alkohol, merokok, dan menggunakan obat-obatan terlarang.
Penelitian tentang efek minuman berenergi ini dilakukan setelah peneliti menemukan seorang remaja 18 tahun, Jayde Dinsdale, menderita serangan jantung setelah mengonsumsi minuman berenergi yang dicampur bir.
Dilandir dari Daily Mail, Sabtu (8/3), Dinsdale mendapat tiga serangan jantung dan sempat tak sadarkan diri di lantai kamar mandi setelah menenggak sepuluh Jagerbombs yang tinggi kafein.
Peneliti menemukan bahwa remaja sangat tertarik mengonumsi minuman berenergi. Dari 8.210 siswa SMA yang disurvei, hampir dua per tiga dari mereka ditemukan mengonsumsi minuman energi setidaknya sekali dalam satu tahun terakhir.
"Minuman ini menarik bagi orang-orang muda karena manfaat sementara yang ditawarkan seperti meningkatkan energi," kata salah satu peneliti, Sunday Azagaba.
Dalam beberapa tahun terakhir penjualan minuman energi telah meroket pesat. Di Amerika Serikat saja, penjualan minuman ini diperkirakan mencapai 20 miliar dolar AS pada 2013.