REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Layanan bagi ibu hamil di daerah terpencil sangat terbatas. Hal ini mengakibatkan identifikasi kehamilan berisiko menjadi sangat rendah.
PT Philips Indonesia pun menggagas program telehealth Mobile Obstetrical Monitoring (MOM) untuk membantu menekan angka kematian ibu (AKI).
"Dengan aplikasi ini, seorang bidan bisa membuat profil kesehatan ibu hamil yang relevan melalui pengumpulan data yang didapat dari pemeriksaan fisik, serta tes yang dilakukan di Puskesmas setempat atau di rumah ibu hamil tersebut," jelas Chief Market Leader Royal Philips Ronald de Jong.
Yang mengilhami kehadiran program ini, sebut de Jong, data angka kematian ibu (AKI) berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yang meningkat drastis. Mulai dari 227 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013.
Sebagai proyek perdana, Philips bersama Pemerintah Kota Padang serta grup rumah sakit Bundamedik memulainya medio Desember 2013. Memadukan panduan lokal angka risiko dalam solusi ini, spesialis kebidanan atau dokter kandungan bisa menentukan apakah sebuah kehamilan berisiko tinggi, sehingga bisa segera memberikan pertolongan memadai.