REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dioperasikannya unit layanan cuci darah (hemodialisa) di Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa (RST DD) diharapkan memudahkan pasien dhuafa yang membutuhkan layanan itu.
Direktur RST DD Yahmin Setiawan, Kamis (17/4), menuturkan sebelum unit hemodialisa beroperasi, RST sudah membantu 35 pasien di Jabodetabek yang membutuhkan layanan hemodialisa reguler di berbagai rumah sakit di Jabodetabek sejak 2013.
RST membantu menunjang pembiyaan pasien sambil mengadvokasi agar pasien mendapatkan jaminan kesehatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
"BPJS berfungsi untuk opersional pasien. Hal-hal yang tidak ditanggung BPJS insya Allah dilengkapi dari RST. Kami ingin kesehatan dirasakan semua orang dengan memuliakan mereka," kata Yahmin.
Dengan adanya layanan hemodialisa sendiri, RST berharap pasien dhuafa bisa lebih mudah menerima layanan yang dibutuhkan, pengawasan dan pelayanan juga bisa dimakasimalkan. Untuk menunjang itu, RST sudah melatih perawat dan dokternya khusus untuk unit hemodialisa.
Adanya unit hemodialisa RST juga dibantu BPZIS Mandiri. Pada tahap awal, kata Yahmin, RST mengoperasikan empat alat hemodialisa. Target 12 alat sesuai kapasitas ruangan diharapkan dapat dioperasikan pada akhir 2014 ini. Dengan empat alat yang ada, layanan akan penuh dengan pasien RST saja.
Lebih dari setahun beroperasi, semua unit layanan RST seperti poli umum, poli gigi, poli spesialis sesuai jadwal sudah berfungsi. Sama halnya dengan sarana penunjang seperti laboratorium, radiologi dan farmasi.
Saat ini RST sedang menambah ruang rawat inapnya dari kapasitas untuk 57 tempat tidur menjadi 100 tempat tidur tahun ini. Itu pun terbagi menjadi ruang rawat inap dewasa, anak, isolasi infeksi, dan perawatan intensif.
Januari hingga Maret 2014 ini, tercatat sekitar 10 ribu hingga 12 ribu pasien dhuafa yang ditangani RST. Dana Rp 35 miliar dari dana zakat, infak, sedekah serta donasi bantuan lembaga lain seperti CSR dialokasikan untuk operasional RST. 2013 lalu, RST mengalokasikan Rp 25 miliar yang digunakan untuk melayani sekitar 70 ribu penerima manfaat.
Yahmin mengungkapkan, RST merupakan satu bagian dari integrasi pemberdayaan zakat, infak dan sedekah masyarakat. Dompet Dhuafa mempunyai jejaring sosial yang saling mendukung.
RST sering memberikan surat ke jejaring DD untuk memberi bantuan bagi pasien yang memang dinilai membutuhkan. Salah satunya pasien gizi buruk dari Bogor yang belum lama ini ditangani RST.
Selain edukasi pasien dan keluarga, RST mengirim surat rekomendasi untuk batuan pemberdayaan ekonomi keluarga itu. Surat ditindaklanjuti dengan bantuan modal usaha bagi keluarga itu sehingga ekonomi keluarga tersebut berjalan. Harapan kaum dhuafa bisa jadi muzakki diharapkan bisa tercapai dengan sistem penanganan yang menyeluruh.