REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak mitos kesehatan yang beredar tentang pria. Mitos ini dalam beberapa kasus justru tidak efektif diterapkan dalam diet positif dan pola berolah raga. Anda harus bisa memisahkan fakta dan fiksi sehingga tetap berada di jalur yang benar. ROLers, pelajari mitos-mitos berikut dan pastikan Anda tidak menerapkannya lagi ke depan, dilansir dari Ask Men, Senin (18/8).
4. Mitos semua lemak jenuh harus dihindari
Banyak pria sangat percaya bahwa untuk menjaga kesehatannya harus menghindari lemak jenuh. Itu tidak ada pengaruhnya selama Anda menjaga asupan lemak jenuh lebih sedikit dari 15 persen total asupan lemak harian Anda. Dosis kecil lemak jenuh justru membantu Anda mengindari penipisan kadar testosteron, sehingga Anda mendapatkan keuntungan dari diet tersebut.
5. Mitos makan banyak protein memperbesar otot
Protein yang membangun otot adalah cerita lama. Memang benar bahwa protein diperlukan untuk membangun otot tubuh pria, namun protein itu diperlukan dalam keseharian Anda. Kelebihan protein faktanya tidak memberikan otot ekstra. Tubuh itu dapat membangun begitu banyak otot setiap hari. Mengonsumsi protein akan memproduksi lebih banyak lemak yang digunakan tubuh sebagai sumber energi.
6. Mitos otot pria mengecil seiring bertambahnya usia
Pria umumnya berpikir bahwa mereka akan kehilangan otot-otot besarnya ketika usia kian menua. Pikirkan lagi mitos yang satu ini.
Jika Anda tetap intensif melatih otot-otot Anda diusia tua maka itu akan memberikan sinyal ke tubuh Anda untuk tetap membentuk jaringan otot, sehingga peluang Anda kehilangan otot-otot Anda sangat rendah. Selain berolah raga teratur, pastikan Anda makan makanan sehat, sebab itu faktor kunci mempertahankan jaringan otot.
7. Mitos pria tak perlu khawatir lemak jika aktif bergerak dan berolah raga
Kebenaran yang sederhana adalah meski Anda berolah raga intensif, semua kalori yang Anda bakar selama berolah raga akan muncul kembali dalam hitungan menit. Artinya, Anda tidak bisa bebas makan sesuka hati. Kontrol diet adalah satu keharusan.
Anda tidak bisa juga olah raga berlebihan, sebab aktivitas pembakaran dalam tubuh menjadi terlalu dipaksa, sehingga kortisol Anda menjadi tinggi. Jadi, diet buruk dengan berolah raga berlebihan bukanlah langkah yang cerdas.