REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah daerah di Sumatera seperti Riau, Jambi, Medan, juga Kalimantan terkena asap akibat kebakaran hutan maupun lahan, Ahad, (21/9).
Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron menghimbau kepada seluruh masyarakat yang daerahnya terkena gangguan asap untuk tidak usah keluar ke tempat yang terkena asap. "Jangan pergi ke daerah yang ada asapnya namun kalau terpaksa harus pergi harus menggunakan masker untuk melindungi diri," katanya.
Semua anggota masyarakat, ujar Ali, seharusnya ikut mengendalikan agar tidak terjadi kebakaran yang menimbulkan gangguan asap. "Jangan merokok, jangan buang puntung rokok sembarangan, apalagi di lahan gambut yang mudah terbakar,"ujarnya.
Masyarakat maupun perusahaan, kata Ali, kalau mau membuka lahan jangan dengan cara dibakar. Sebab kalau membuka lahan dengan cara dibakar apinya ini mudah sekali merembet sehingga semua lahan jadi terbakar dan susah dikendalikan.
Kalau ada titik api berkembang, ujar Ali, masyarakat harus segera lapor atau segera berupaya melakukan pemadaman sendiri dengan segera. Api jangan dibiarkan membesar.
Bahaya gangguan asap sendiri, terang Ali, bisa menimbulkan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Makanya hal terpenting memberitahu masyarakat agar tidak melakukan hal-hal yang menimbulkan kebakaran.
Selain penyakit ISPA, ujar Ali, asap juga menimbulkan penyakit kulit, penyakit mata. Akibat asap produktivitas masyarakat turun.
"Bagaimana produktivitas tinggi kalau organ-organ tubuhnya sakit akibat asap. Ini harus diperhatikan oleh pemerintah daerah setempat,"kata Ali.
Menurut Ali, banyaknya kebakaran hutan atau lahan di berbagai wilayah disebabkan pemerintah daerahnya kurang serius dalam mengatasi kebakaran hutan. Seharusnya pemda lebih serius supaya kejadian ini tidak berulang.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, gangguan asap kebakaran hutan dapat menimbulkan berbagai gangguan pada paru dan pernapasan, seperti peningkatan ISPA, memperburuk asma, bronkitis dan emfisema. Menimbulkan gangguan pada organ mata seperti iritasi dan peradangan, menimbulkan iritasi dan alergi pada hidung, juga kulit.
Menurut Tjandra, asap juga bisa membuat penyakit kronik menjadi lebih buruk. Makanya asap ini harus segera diatasi.
Selain itu, ujar Tjandra, asap menimbulkan gangguan pada saluran cerna. Ini terjadi karena bahan makanan dan minuman jadi tercemar oleh debu kebakaran hutan.
Guna mencegah terrjadinya masalah, kata Tjandra, masyarakat harus menghindari atau mengurangi menghirup asap dengan cara membatasi pergi ke luar ruangan. Lalu menggunakan masker saat keluar.
Di dalam ruangan, terang Tjandra, jangan biarkan asap masuk atau sesedikit mungkin asap masuk ke dalam rumah. Lakukan perilaku hidup bersih dan sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, termasuk makan makanan yang sehat.
Warga yang punya penyakit kronik, ujar Tjandra, perlu harus lebih waspada dan memeriksakan diri ke dokter. Kegiatan seperti menjaga kebersihan, sumur serta bahan makanan minuman agar tidak tercemar asap harus ditingkatkan.