REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak banyak orang yang sadar bahwa peningkatan kadar asam urat memiliki efek negatif yang menghasilkan penyakit arthritis yang rumit. Setiap kali ada peningkatan asam urat dalam darah kita akan menghasilan pembentukan jarum berbentuk kristal dalam jaringan yang menghubungkan sendi dan akhirnya menyebabkan rasa sakit tak tertahankan.
Masalah ini acap kali ditemukan pada orang-orang paruh baya dan umumnya perempuan. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases (NIAMS) menginformasikan bahwa asam urat tumbuh dalam empat tahapan berbeda. Pertama, Asimtomatik gout di mana selama fase ini tidak perlu perawatan apapun karena kadar asam uratnya hanya sedikit dan tidak mudah terlihat.
Kedua, Acute gouty arthritis atau yang sering disebut hyperuricemia dimana kristal terbentuk di sendi dan gejalanya meliputi nyeri dan peradangan pada sendi. Namun, masih belum membutuhkan perawatan apapun karena sakitnya akan hilang dari 3-10 hari.
Ketiga, Interval gout di mana ada rasa sakit pada tahap ini. Sakitnya terjadi di beberapa sendi yang tajam, meskipun sendi dalam kerja normal.
Keempat, Chronic tophaceous gout di mana menjadi tahap paling kritis yang terjadi beberapa tahun setelah tahap pertama terjadi. Dalam tahap ini akan ada bahaya permanen pada sendi dan kemungkinan menyebarkan kerusakan pada ginjal.
Dilansir dari My Health Tips, Kamis (13/11), ada beberapa gejala umum yang membantu Anda mengidentifikasi asam urat. Pertama, terlalu sering merasa sakit pada sendi, kemerahan, dan pembengkakan yang disertai pembesaran pada bagian kaki yang mengalami asam urat. Salah satu metode terbaik untuk menghindarinya adalah menjaga kontrol diet dan mengecek rutin peningkatan asam urat dalam tubuh.
Kedua, tubuh memiliki substansi alami bernama purin yang berafiliasi dengan asam urat. Maka, Anda harus membagi makanan yang memiliki purin. The American Medical Association telah menyarankan beberapa makanan bagi orang yang menderita asam urat, meliputi karbohidrat kompleks dengan kaya serat, biji-bijian, buah-buahan segar dan sayuran.
Ketiga, Anda sebaiknya lebih menyukai makanan dengan kandungan protein rendah yang dapat diperoleh dari daging tanpa lemak, unggas, dan kedelai. Porsinya 30 persen lemak nabati dan 10 persen positif.