Jumat 14 Nov 2014 08:56 WIB

Masyarakat Diminta Waspada Ebola

Seorang relawan mempersiapkan suplai medis untuk dikirimkan ke daerah yang terserang virus Ebola.
Foto: AP Photo/Brennan Linsley/ca
Seorang relawan mempersiapkan suplai medis untuk dikirimkan ke daerah yang terserang virus Ebola.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Meski hingga saat ini belum ditemukan kasus Ebola di Indonesia, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan mengenali empat gejala terjangkit virus berbahaya tersebut.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP, MARS, DTM&H, DTCE, menuturkan ada empat gejala yang menjadi indikasi kuat seseorang terjangkit penyakit Ebola, khususnya bagi mereka yang baru pulang dari negara-negara terjangkit.

Empat gejala itu yakni demam yang tidak diketahui penyebabnya, nyeri otot hebat, gangguan saluran pencernaan, dan manifestasi pendarahan.

"Bila ada yang baru datang dari negara yang terjangkit Ebola, lalu dia demam, maka belum tentu demam tersebut diakibatkan oleh virus Ebola. Bisa saja dikarenakan penyakit lain. Namun memang, waspada dan kehati-hatian kita perlukan," kata Tjandra.

Sebelumnya, media memberitakan tentang pasien dari Madiun dan Kediri yang diduga terinfeksi Ebola.  Keduanya termasuk di antara 28 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang pada 26 Oktober 2014 lalu kembali ke Tanah Air setelah menyelesaikan pekerjaan di Liberia.

Saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) langsung memeriksa seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang baru tiba dari Liberia‎. Berdasarkan pemeriksaan, tidak ada seorangpun dari mereka yang sakit.

Demi kewaspadaan dan kehati-hatian, pihak RS mengambil tindakan dengan merawat pasien terduga Ebola di ruang isolasi. Selain pemeriksaan dan pemantauan gejala klinis, pasien terduga  Ebola juga diambil spesimen darahnya untuk dikirim ke laboratorium Balitbangkes Kemenkes RI di Jakarta. Hasil pemeriksaan akan keluar paling lambat 48 jam setelah sampel diterima Laboratorium.

“Seluruh sampel memang harus diperiksa di Laboratorium kami, karena minimal harus memenuhi persyaratan BSL-3‎ dengan ekstraksi virus di BSC-3”, ujar Tjandra.

Setelah dilakukan pemeriksaan di laboratorium Balitbangkes, hasilnya menunjukkan bahwa kedua pasien tersebut tidak terinfeksi virus Ebola. "Dari pembacaan hasil PCR dengan elektroforesis maka semua dilaporkan 'no band', artinya semua sampel dari kasus Madiun dan Kediri hasilnya negatif Ebola, bukan sakit Ebola," katanya.

Sebagai tindak lanjut, ujarnya, para TKI yang baru pulang dari negara yang terjangkit Ebola akan diberi penyuluhan untuk waspada terhadap kesehatannya dalam 21 hari ke depan.

Ia menjelaskan pula bahwa sekitar satu bulan lalu Balitbangkes sudah memeriksa tiga sampel dari dua warga negara Indonesia dan satu warga negara asing yang diduga terinfeksi virus Ebola. Hasil pemeriksaan menunjukkan keduanya tidak terjangkit penyakit mematikan itu.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement