REPUBLIKA.CO.ID, KAMPALA -- Wabah Ebola di Uganda terkendali dan dapat dinyatakan berakhir dalam beberapa hari ke depan, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Afrika. Uganda mengumumkan wabah Ebola terakhirnya pada September lalu. Pejabat terkait mengatakan wabah itu disebabkan oleh varian virus Sudan yang cukup langka, yang belum tersedia vaksin atau pengobatan resminya yang disetujui.
Jumlah kasus dan kematian karena Ebola mereda setelah lonjakan kasus awal, dengan jumlah keseluruhan kini mencapai 56 kematian dan 142 kasus, menurut Kementerian Kesehatan Uganda, mengutip Anadolu, Jumat (6/1/2023).
"Sudah 39 hari sejak kasus terkonfirmasi terakhir," kata pelaksana tugas ketua CDC Afrika Ahmed Ogwell Ouma saat konferensi pers, Kamis (5/1/2023).
"Jika sampai 10 Januari tidak ada kasus baru, wabah akan berakhir," ujarnya.
Ia merujuk pada pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menyebutkan bahwa sebuah negara dinyatakan bebas Ebola jika tidak ada kasus selama 42 hari. Ouma menambahkan bahwa uji coba vaksin Ebola sedang berlangsung di negara tersebut.
Menurut Kemenkes, saat ini tidak ada kasus aktif Ebola di Uganda saat Presiden Yoweri Museveni menghapus semua pembatasan Ebolapada Desember 2022. Presiden Museveni mengatakan Uganda berhasil menangani Ebola sebab masyarakat mendengarkan imbauan.