Jumat 02 Jan 2015 20:20 WIB

Dokter Kejiwaan : Simpati Berlebihan bagi Keluarga QZ 8501 Tidak Disarankan

Rep: Andi Nurroni/ Red: Indira Rezkisari
Keluarga penumpang Air Asia QZ 8501 menanti dengan cemas di Bandara Juanda, Surabaya, Ahad (28/12).
Foto: Reuters
Keluarga penumpang Air Asia QZ 8501 menanti dengan cemas di Bandara Juanda, Surabaya, Ahad (28/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Kehilangan orang-orang tercinta akibat musibah bencana menyisakan luka yang mendalam di hati keluarga korban. Demi menjaga perasaan keluarga, orang-orang di sekitar disarankan untuk tidak bersimpati secara berlebihan.

Hal tersebut disampaikan dr. Frilya Rachma Putri dari Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Malang. "Simpati berlebihan, mengorek-ngorek cerita, kadang-kadang bukan hal yang baik," ujar Frilya, dijumpai di Crisis Center Air Asia QZ 8501 di Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis (1/1).

Sudah beberapa hari terakhir, tim gabungan PSDKJI Surabaya dan Malang bekerja sukarela membantu keluarga korban musibah Air Asia QZ 8501. Menurut Frilya, seiring dengan proses evakuasi korban, pihak keluarga sangat rentan terhadap gangguan psikologis.

Pekerjaan mereka saat ini, menurutnya, adalah memberikan pertolongan psikologis pertama untuk menghindarkan pihak keluarga dari risiko gangguan psikologis. "Gejala gangguan psikologis biasa reaksi stress akut, gangguan stress pascatrauma, bisa gangguan penyesuaian," ujar Frilya.

Meski begitu, menurutnya, timnya harus berhati-hati melakukan pendekatan terhadap pihak keluarga. "Prinsipnya, mereka belum tentu membutuhkan dan merasa baik-baik saja. Kita harus melihat kondisi itu," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement