Kamis 09 Apr 2015 19:15 WIB

Metode DSA Bantu Deteksi Stroke

Stroke (ilustrasi)
Foto: AP
Stroke (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Stroke atau gangguan fungsi syaraf otak akibat masalah peredaran darah yang kerap terjadi secara mendadak. Penyakit ini menyebabkan kelumpuhan hingga kematian. Kini stroke bisa dideteksi dengan metode Digital Subtraction Angiography (DSA).

"DSA otak merupakan pemeriksaan baku dan standar dari pembuluh darah otak untuk melihat aliran darah di pembuluh darah arteri sampai ke jaringan lalu ke pembuluh vena secara langsung dan terus menerus menggunakan alat angiografi atau keterisasi," kata Jacub Pandelaki, dokter spesialis radiologi intervensi di RS Bethsaida, dalam diskusi di Jakarta, Kamis (9/4).

Jacub menjelaskan DSA otak merupakan sebuah metode untuk mendeteksi atau melihat adanya kelainan pembuluh darah otak. Kelainan itu berupa penyempitan, sumbatan, pelebaran pembuluh darah yang terjadi pada arteri dan vena.

Jacub yang juga pengajar Departemen Radiologi Universitas Indonesia itu menjelaskan DSA dilakukan dengan cara memasukkan selang atau kateter ke dalam pembuluh darah yang akan menuju lokasi di mana terjadi masalah di pembuluh darah. "Keuntungannya dari DSA bisa melihat kondisi pembuluh darah secara langsung karena selang diletakan lalu dimasukan ke pembuluh darah," kata Jacub.

Jacub mengatakan persentase keberhasilan diagnosa yang dilakukan dengan metode DSA mencapai 90 persen. "Namun (persentase keberhasilan) untuk pengobatan tergantung dari tingkat keparahan kasusnya. Jika tidak sembuh, minimal penyakitnya berkurang," kata salah satu dokter spesialis yang ikut memeriksa kesehatan bakal calon presiden dan wakil presiden Indonesia pada Mei 2014 itu.

Efek samping yang diakibatkan dari metode DSA adalah luka di lokasi dimasukannya selang, mual dan pusing namun tidak parah. Selain itu, dia mengatakan metode DSA tidak hanya bisa dilakukan untuk mendeteksi stroke melainkan penyakit lain yang berhubungan dengan pembuluh darah.

Untuk satu kali pemeriksaan DSA menghabiskan biaya Rp 20 juta hingga Rp 25 juta diluar dari biaya pemeriksaan radiologi sebelumnya seperti MRA dan MRI. "Kenapa ada yg murah tapi ada juga yang mahal? Karena DSA tergantung dari alat keteternya yang bermacam-macam. DSA juga bisa mendeteksi diabetes, jantung, dan penyakit perut," ujar dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement