Jumat 24 Apr 2015 07:10 WIB

Efek Samping Obat Diet Dianggap Sangat Berbahaya

Rep: C27/ Red: Winda Destiana Putri
Obat diet (Ilustrasi)
Foto: News
Obat diet (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Masyarakat Inggris lebih memilih penggunaan obat penurun berat badan yang dijual di internet daripada berkonsultasi langsung dengan seorang ahli atau dokter.

Peredaran obat penurun berat badan tersebut dilakukan secara illegal dan menimbulkan efek samping berbahaya jika dikonsumsi terus menerus.

Dilansir dari Telegraph, Jumat (24/4), pemerintahan Inggris melalui Food Standards Authority sudah mengeluarkan larangan peredaran obat penurun berat badan yang berbahaya, seperti pil DNP. Penyalagunaan DNP sudah cukup memakan korban, baru-baru ini Eloise Aimee Parry seorang mahasiswa Glyndwr University dikabarkan meninggal setelah mengkonsumsi pil DNP.

Beberapa produk penurun berat badan berbahaya pun masih bisa ditemukan dibeberapa apotik dan toko obat di Inggris. Hanya saja, produk-produk tersebut tidak didaftarkan sebagai obat, sehingga tidak bisa diatur peredarannya oleh badan pengatur obat-obatan.

"Tapi yang herbal bisa sama berbahaya. Orang-orang berpikir mereka lebih aman tapi itu tidak selalu terjadi. Terutama jika orang mencampurnya dengan obat lain, itu bisa sangat berbahaya,” ujar Profesor Jayne Lawrence, kepala ilmuan Royal Pharmaceutical Societ.

Contoh pil lian dari DNP adalah raspberry keton, suplemen “alami” berdosis sangat tinggi kafein dan tersedia di toko-toko kesehatan. Tahun lalu, Cara Reynolds (24) meninggal setelah overdosis karena mengkomsumsi pil tersebut. Namun masih saja ada masayarakat yang mengkonsumsi raspberry sebagai obat penurun berat badan.

"Ada obsesi khusus di kalangan anak muda dengan memiliki tubuh yang indah," ujar Lawrence. Mereka begitu peduli dengan penampilan yang menarik dan membenci tubuh sendiri jika tidak sesuai dengan keinginan mereka.

"Tidak ada obat penurun berat badan yang berlisensi di Inggris pada saat ini. Tapi aku tidak akan menolak untuk mendapatkan satu efek samping dari obat-obat penurun bareta badan yang berada di pasaran,  meskipun itu harus digunakan di bawah kondisi yang terkendali dan dengan pengawasan medis, " ujar Rebecca Edwards (30), salah satu pengonsumsi raspberry.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement