REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Banyak cara sebenarnya untuk mengurangi risiko diabetes tipe 2. Satu di antaranya adalah mengganti porsi harian minuman manis dan minuman susu yang diberi pemanis.
Kesimpulan itu didapat dari laporan penelitian yang disiarkan University of Cambridge. Kesimpulan itu dilandasi atas studi terdahulu yang meliputi lebih dari 25.000 lelaki dan perempuan yang berusia 40-79 tahun yang tinggal di Norfolk, Inggris.
Para peserta studi tersebut mencatat apa saja yang mereka makan dan minum selama tujuh hari berturut-turut yang mencakup hari biasa dan akhir pekan. Perhatian utama ditujukan kepada jenis, jumlah dan seberapa sering konsumsi mereka, dan apakah gula ditambahkan oleh para peserta, kata para peneliti itu.
Mereka mendapati, kalau peserta studi mengganti porsi kebiasaan harian minuman segar mereka dengan satu porsi air atau kopi atau teh tanpa pemanis, resiko diabetes dapat berkurang sampai 14 persen, dan dengan mengganti porsi kebiasaan minuman susu yang diberi pemanis dengan minuman yang sama tanpa pemanis, pengurangan itu dapat mencapai 20 persen sampai 25 persen.
Dr Nita Forouhi, dari Uni Epidemuologi di Dewan Penelitian Medis (MRC), University of Cambridge, memimpin setudi tersebut mengatakan, fakta itu menambah bukti yang lebih penting pada saran dari Organisasi Kesehatan Dunia untuk membatasi asupan bebas gula pada makanan kita.
Penelitian baru tersebut memberi tambahan pada penelitian sebelumnya di Diabetologia, yang mengumpulkan informasi dari daftar pertanyaan mengenani frekuensi makanan di seluruh delapan negara Eropa. Penelitian terdahulu menunjukkan kebiasaan konsumsi harian minuman yang diberi pemanis gula berkaitan dengan resiko lebih tinggi diabetes tipe 2, sejalan dengan temuan baru itu.
Nita mengakui keterbatasan penelitian makanan yang mengandalkan kegiatan menanyakan orang mengenai apa yang mereka makan. Tapi ukuran sampel mereka berisi lanjutan panjang dan penilaian makanan yang terperinci yang dikumpulkan pada saat orang benar-benar mengkonsumsi makanan atau minuman, dan bukan mengandalkan daya ingat. Hasil penelitian tersebut telah disiarkan di jurnal Diabetologia.