Selasa 16 Jun 2015 18:05 WIB

Beras Analog Cocok untuk Diet dan Penderita Diabetes

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Peneliti IPB menunjukan beras analog, salah satu beras tiruan yang diciptakan IPB di Laboratorium Pangan, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jabar, Rabu (27/5).
Foto: Antara/Jafkhairi
Peneliti IPB menunjukan beras analog, salah satu beras tiruan yang diciptakan IPB di Laboratorium Pangan, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jabar, Rabu (27/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Teknologi Agroindustri (PTA) Kedeputian Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan berbagai kegiatan dalam mendukung program diversifikasi pangan melalui inovasi teknologi formulasi pengolahan berbahan baku komoditas jagung, singkong, dan sagu.

Hasilnya, ada tiga produk olahan pangan pengganti beras padi yaitu beras analog jagung, beras sagu, makaroni jagung, hingga mi jagung yang cocok dikonsumsi penderita penyakit diabetes melitus.

Kepala Bidang (Kabid) Bidang Pangan dan Hortikultura Pusat Teknologi Agroindustri BPPT Indonesia, Agus Tri Putranto mengatakan, pada umumnya produk olahan yang terbuat dari bahan pangan lokal memiliki keunggulan pada rendahnya nilai indeks glikemik (IG).

“Sehingga, beras analog, mi, dan makaroni ini cocok untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes dan masyarakat luas yang ingin menjaga pola hidup sehat,” katanya kepada Republika, di sela-sela konfrensi pers bertema "Ketahanan Pangan melalui Diversifikasi Pangan  dan Peningkatan Produk Hewani", di Jakarta, Selasa (16/6).

Dari penelitian yang telah dilakukan, beras analog berbahan jagung dan mocaf produksi BPPT memiliki IG sebesar 26,4. Angka IG beras analog ini jauh lebih rendah dari IG beras putih varietas IR 64 yang mencapai angka 69,96. Sementara makarono dan mi sagu memiliki IG hanya 28 dengan kadar pati resisten yang tinggi yaitu tiga sampai empay kali lebih tinggi dibandingkan mi terigu instan. Kelebihan lainnya, kata dia, dengan IG yang rendah, produk pangan ini memiliki karbohidrat kompleks sehingga tahan kenyang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement