Rabu 04 Nov 2015 15:01 WIB

Obesitas Tingkatkan Risiko Nyeri Sendi yang tak Bisa Sembuh

Rep: C04/ Red: Indira Rezkisari
Pola makan sehat serta porsi yang tepat mengurangi resiko obesitas.
Foto: Prayogi/Republika
Pola makan sehat serta porsi yang tepat mengurangi resiko obesitas.

REPUBLIKA.CO.ID, Osteoarthritis merupakan sebuah penyakit yang membuat penderitanya merasakan nyeri dan disabilitas. Penyebab nyeri ini beragam, bisa diakibatkan karena penipisan sekat sendi, yang merupakan jaringan elastis semacam tulang rawan pelapis tulang persendian. Meskipun nyeri sendi dapat menyerang semua sendi yang ada pada tubuh manusia, namun bagian lutut manusia adalah yang paling rentan terkena penyakit ini.

Menurut spesialis ortopedi dan traumatologi dari Rumah Sakit Jakarta dr. Adrian W. Tarigan, Sp.OT, orang-orang yang berisiko terkena penyakit nyeri sendi adalah pria maupun wanita yang mengalami obesitas, wanita yang sudah menopause, orang yang melakukan olahraga berat, serta orang dengan kelainan struktural kaki dan lutut tertentu.

"Jika seseorang sudah menderita osteoarthritis atau nyeri sendi, bisa dikatakan ia mengalami suatu keadaan 'never ending story'. Hal ini dikarenakan, penyakit ini belum dapat disembuhkan secara total," ungkapnya dalam acara media gathering mengenai Osteoarthritis dan Manajemen Penanganannya di Jakarta.

Adrian pun mengungkapkan bahwa sejauh ini penanganan dan pengobatan yang dilakukan hanya untuk memperlambat kerusakan dan mengurangi rasa nyeri. Proses ini bertujuan agar si penderita dapat tetap aktif bergerak dan melakukan aktivitasnya sehari-hari.

"Mengingat bahwa langkah pengobatan dan operasi hanya bertujuan agar penyakit ini tidak semakin parah, maka langkah pencegahan menjadi jalan terbaik agar pasien tidak mengalami penyakit ini," tambahnya.

Cara pencegahan yang dianjurkan sang dokter antara lain adalah menjaga berat badan agar tidak obesitas, rajin melakukan stretching atau perengangan sebelum berolahraga serta yang tak kalah penting adalah menjaga asupan nutrisi seimbang. Namun, bagi mereka yang sudah terlanjur menderita penyakit ini sebaiknya berkonsultasi dengan dokter, konsumsi obat yang dianjurkan dan bila perlu lakukan operasi.

"Tapi, perlu diketahui bahwa osteoarthritis dengan osteoporosis ini berbeda. Di mana osteoarthritis adalah pengapuran sendi yang tidak dapat sembuh, sementara osteoporosis bisa sembuh," jelas sang dokter.

Kasubdit Pengendalian Penyakit Kronis dan Degeneratif Kemenkes RI, Dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA juga mengungkapkan bahwa sebanyak 1 dari 10 orang di Indonesia terdeteksi terkena osteoarthritis. Prevelensi data Riskesdas pada tahun 2013 sendiri menunjukkan bahwa sebanyak 11,5 persen penduduk Indonesia menderita penyakit ini di masa tuanya.

"Kita harus sadar, bahwa penyakit ini sebenarnya dapat dicegah sejak bayi masih di dalam kandungan ibu, serta dengan mengkonsumsi gizi seimbang di 1000 hari pertama kehidupan sang bayi. Pemberian gizi seimbang berguna agar tubuh, terutama tulang dan sendi bayi menjadi kuat hingga dewasa," ujarnya, dalam kesempatan yang sama.

Ia pun mengungkapkan, salah satu cara pencegahan yang tak kalah penting adalah menerapkan budaya berolahraga setiap hari sejak kecil. Selain dapat menyehatkan, olahraga juga dapat melatih otot persendian dan tulang, serta membuat tubuh menjadi kuat sehingga jauh dari masalah kesehatan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement