Ahad 15 Nov 2015 12:27 WIB

Penderita Diabetes di Indonesia Diprediksi akan Meningkat

Rep: C97/ Red: Winda Destiana Putri
Diabetes
Diabetes

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak menyerang masyarakat kita.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan sekitar 6,9 persen penduduk Indonesia menderita penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah ini.

Dosen penyakit dalam sub bagian endokrin Fakultas Kedokteran (FK) UGM, dr. Bowo Pramono mengatakan saat ini Indonesia berada pada peringkat empat besar dunia dengan jumlah diabetasi terbanyak setelah India, Cina, dan Amerika Serikat. Angka kejadian diabetes ini menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ketahun, terutama DM tipe 2.

"WHO memperkirakan jumlah penyandang DM tipe 2 di Indonesia akan meningkat signifikan hingga mencapai 21,3 juta orang pada tahun 2030 mendatang," katanya, Ahad (15/11).

Kepala Penyakit Dalam RS. Dr. Sardjito ini menjelaskan terdapat empat tipe diabetes yang menyerang manusia Pertama, DM tipe 1 yang terjadi karena kerusakan sel beta pankreas sehingga terjadi defesiensi insulin absolut yang menyebabkan ketergantungan insulin. Tipe ini umumnya terjadi pada anak-anak karena persoalan autoimun.

Kedua, DM tipe 2 yang tidak menimbulkan ketergantungan pada insulin. Bisanya terjadi pada orang dewasa karena obesitas dan pola hidup tidak sehat. Berikutnya diabetes tipe lain, yang terjadi akibat adanya infeksi pada pankreas, tumor, imunologi, dan sindrom genetik lain terkait diabetes.

Selain itu diabetes jenis ini muncul karena pengaruh obat dan zat kimia yang mengandung kortikosteroid yang biasa diberikan pada pasien lupus, asma, dan gangguan ginjal. Kemudian diabetes gestasional, merupakan diabetes yang pertama kali didiagnosis saat kehamilan. Setelah melahirkan dapat kembali normal, tetapi juga tetap menjadi diabetes apabila tidak ada penanganan dengan baik.

Seseorang dapat berisiko terkena diabetes karena memiliki riwayat keluarga terkena diabetes. Selain itu seseorang dengan hipertensi, gangguan kolesterol, dan obesitas sangat rentan terkena diabetes.

"Penyakit ini juga mengintai orang yang berusia diatas 45 tahun karena kelelahan pankreas," tutur Bowo yang aktif dalam POKJA Hipofise Persatuan Endokrinologi Indonesia (PERKENI).

Bowo menjelaskan bahwa seseorang yang terkena diabetes sering merasakan haus yang luar biasa sehingga banyak minum, banyak makan, sering buang air kecil terutama pada malam hari. Disamping itu pengidap diabetes juga mengalami penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.

Guna menekan risiko terkena diabetes, Bowo menghimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan. Hal itu dapat dilakukan dengan merubah gaya hidup lebih sehat yaitu makan diatur sesuai dengan kebutuhan, menjaga komposisi nutrisi yang seimbang, dan melakukan olahraga minimal 30 menit per hari.

"Jangan lupa untuk rutin cek up," katanya.

Bowo menekankan pentingnya pengenalan sejak dini gejala diabetes untuk menekan risiko terserang penyakit berbahaya ini. Pasalnya sebagian besar penderita yang datang ke rumah sakit sudah dalam kedaan komplikasi.

"Semua yang datang ke RS. Sardjito sudah komplikasi karena kebanyakan tidak menyadari sudah terkena diabetes," katanya.

Lebih lanjut Bowo menekankan pentingnya pencegahan sekunder agar penderita diabetes tidak mengalami komplikasi akut. DM yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan komplikasi kronik berupa stroke, gangguan syaraf tepi, serangan jantung, pengelihatan kabur, dan amputasi kaki. Demikian pula pencegahan tersier agar penderita diabetes yang sudah komplikasi tidak menjadi cacat, mengalami amputasi, bahkan meninggal dunia.

"Pencegahan ini bisa berhasil jika penderita diabetes mendapat pengelolaan yang benar dan lengkap baik dalam pelayanan kesehatan primer maupun tingkat lanjutan," ujarnya.

Dalam tata laksana DM ditegaskan Bowo seyogianya dilakukan secara menyeluruh dan ada kerjasama antara dokter, perawat, ahli gizi, pasien, keluarga pasien, dan masyarakat. Penatalaksanaan DM ini mempunyai sejumlah komponen penting yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain dan dilaksanakan secara bersamaan.

"Edukasi pola hidup sehat ke masyarakat, olahraga, melakukan pengaturan diet, terapi farmakologis, dan melakukan pemantauan kadar gula darah secara mandiri," terangnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَطَّعْنٰهُمُ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ اَسْبَاطًا اُمَمًاۗ وَاَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اِذِ اسْتَسْقٰىهُ قَوْمُهٗٓ اَنِ اضْرِبْ بِّعَصَاكَ الْحَجَرَۚ فَانْۢبَجَسَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًاۗ قَدْ عَلِمَ كُلُّ اُنَاسٍ مَّشْرَبَهُمْۗ وَظَلَّلْنَا عَلَيْهِمُ الْغَمَامَ وَاَنْزَلْنَا عَلَيْهِمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوٰىۗ كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْۗ وَمَا ظَلَمُوْنَا وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ
Dan Kami membagi mereka menjadi dua belas suku yang masing-masing berjumlah besar, dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” Maka memancarlah dari (batu) itu dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya masing-masing. Dan Kami naungi mereka dengan awan dan Kami turunkan kepada mereka mann dan salwa. (Kami berfirman), “Makanlah yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu.” Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi merekalah yang selalu menzalimi dirinya sendiri.

(QS. Al-A'raf ayat 160)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement