REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian terbaru menunjukkan bahwa banyak pegawai yang mengalami stres selama di tempat bekerja. Setidaknya satu dari empat pegawai menghubungi saluran telepon bantuan karyawan nasional, Employee Assistance Programme (EAP) dan mengatakan bahwa stres di tempat kerja merupakan akar dari masalah mereka.
Para ahli dari EAP menilai tingkat stres pada pegawai atau karyawan terjadi karena semakin meningkatnya tuntutan dari dan untuk tempat kerja. Customer and Propositions Director EAP, Jayne Carrington mengatakan banyak dari pegawai yang menelepon mengungkapkan pemikirannya mengenai pekerjaan yang mereka jalani.
"Banyak yang menghubungi kami merasa khawatir dengan ketidakpastian mengenai prospek kerja mereka, dan dampak dari hal tersebut terhadap keluarga mereka," ungkap Carrington.
Tak jarang pula, lanjut Carrington, pegawai yang menelepon dan mengungkapkan rasa tertekannya karena pekerjaan dan target yang diberikan perusahaan meningkat. Menurut Carrington tekanan yang dirasakan pegawai timbul karena sebagian perusahaan menuntut pegawainya bekerja lebih dengan pembayaran yang tidak sesuai.
Stres yang dialami pegawai menurut Carrington dapat menyebabkan kurang tidur, kelelahan yang terus menerus, energi yang kecil serta asupan gizi rendah. Selain itu, Carrington juga mengatakan aktivitas fisik yang rendah bisa berdampak pada produktivitas yang menurun.
Carrington mengatakan para pegawai perlu mencari cara untuk bisa mengatasi stres yang mereka lamai dengan berbagai cara. Beberapa di antaranya ialah dengan mengadopsi gaya hidup tepat yang bisa mengurangi stres.
"Selain itu, perusahaan dan juga pegawai perlu bekerja bersama-sama untuk mengenal potensi masalah dan juga masalah yang sedang berlangsung. Kemudian ambil langkah untuk mencegah dan mengelola stres di tempat kerja bersama," jelas Carrington.