Kamis 24 Mar 2016 10:34 WIB

Perangi Tuberkulosis, Kemenkes Canangkan TOSS

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Indira Rezkisari
Tuberkulosis
Tuberkulosis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berupaya untuk mengurangi angka kematian akibat tuberkulosis. Menurut Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Prof Subuh, di Indonesia dalam satu tahun 67 ribu orang meninggal akibat penyakit itu.

Dia menegaskan, tuberkulosis dapat disembuhkan total. Asalkan, pengidapnya konsisten dan sabar dalam menjalani program pengobatan, yang bisa menyita waktu selama enam bulan berturut-turut.

Subuh menjelaskan, kementerian mencanangkan gerakan “Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh” (TOSS) untuk menjaring warga yang terinfeksi bakteri tuberkulosis. Targetnya, lanjut dia, dalam tahun ini ada empat juta warga yang diperiksa medis. Dari jumlah itu, delapan hingga 10 persennya diprediksi positif tuberkulosis.

Sebanyak 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia sudah siap untuk menyukseskan gerakan TOSS. Fasilitas laboratorium dan tenaga medis juga terstandar internasional. Subuh menegaskan, pasien tuberkulosis menjalani pengobatan secara gratis sampai sembuh total.

Karenanya, dia berharap masyarakat turut serta membawa siapapun di sekitarnya untuk ke puskesmas terdekat bila mendapati gejala tuberkulosis. Gejala itu antara lain sakit batuk lebih dari tiga pekan, dada sesak, berkeringat saat tidur malam, demam, dan batuk darah.

Bagi yang sudah positif tuberkulosis, Subuh meminta agar pasien menjalani program pengobatan secara tuntas. Setiap tahun, rata-rata ada lebih dari 300 ribu pasien tuberkulosis diobati di seluruh Indonesia. Angka keberhasilan pengobatan, menurut Subuh, mencapai 90 persen. Adapun 10 persen sisanya merupakan pasien yang tak menyelesaikan program pengobatan.

Itu kebanyakan karena pasien meninggal, pindah domisili, atau lantaran memang mangkir. Padahal, tegas Subuh, pengobatan harus tuntas agar bakteri tuberkulosis dalam dada pasien tidak menjadi kebal.

“Gerakan ini (TOSS) sudah mirip-mirip 'sweeeping'. Intinya, kita mengajak masyarakat untuk sama-sama menemukan orang yang terkena tuberkulosis. Untuk kemudian menyembuhkan. Peran di tingkat keluarga sangat diperlukan."

(baca: Punya Anak Sindroma Down? Ini Tahapan Tumbuh Kembangnya)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَاۤبُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ ۩ۗ
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.

(QS. Al-Hajj ayat 18)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement