Ahad 03 Apr 2016 05:10 WIB

Teknologi Gamma Knife, Operasi Otak tanpa Risiko Bedah

Dokter sedang melakukan operasi. ilustrasi
Foto: flickr
Dokter sedang melakukan operasi. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Gamma Knife Center Indonesia (GKCI) menggelar malam apresiasi sebagai ungkapan syukur atas kontribusi para spesialis yang menggunakan teknologi mutakhir dalam menangani pasien tumor di Jakarta, Sabtu (2/4) malam. Manajemen GKCI juga mengundang pasien beserta keluarga mereka untuk tetap menjalin tali silaturahim yang mengikat kepercayaan dengan dokter.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur GKCI Dr. dr. Lutfi Hendriansyah, SpBS memaparkan teknologi gamma knife. Tindakan ini, kata dia, memungkinkan pasien menjalani operasi otak tanpa risiko bedah. Setelah selesai tindakan, lanjut dia, pasien tidak memerlukan rawat inap yang lama, pun rasa sakitnya dapat diminimalisasi.

"Tim hanya akan memberikan penyuntikan obat lokal anestesi pada empat area tempat pemasangan pin, yaitu untuk alat stereotaktik frame yang menjadi sumbu koordinat tumor di kepala," kata dia, Sabtu (2/4).

Dr Lutfi yang juga spesialis bedah saraf Siloam Hospitals Lippo Village menjelaskan, Gamma Knife Perfexion yang dipasang di GKCI adalah alat Gamma Knife Perfexion pertama yang dipasang di Indonesia dan Asia Tenggara.

"Ini merupakan model kelima dari jenis yang ada. Pada jenis Perfexion prinsip kerja alatnya lebih sederhana dan jauh lebih efisien serta akurat jika dibandingkan dengan model-model sebelumnya," ujar dia.

Sementara itu di tempat yang sama, terkait perannya dalam dunia ilmiah kedokteran, Chief Operations Officer & Medical Physics Specialist GKCI, Sajeev Thomas Ph.D, MACPSEM, HCPC, MSc. RP menyatakan bahwa Gamma Knife menawarkan alternatif tindakan yang jauh lebih nyaman untuk pasien yang tidak memungkinkan dilakukan dengan bedah otak konvensional.

"Kehadirannya di Indonesia melalui Siloam Hospitals diresmikan pada Juli 2012. Hingga Maret 2016 ini telah melayani 400 pasien sementara secara global di seluruh dunia Gamma Knife telah melakukan tindakan radio surgery pada sekitar 750.000 pasien," jelasnya.

Dukungan atas pelayanan GKCI ini tidak lepas dari peran Siloam Hospitals Group yang menjadi rumah bagi pasien dengan diagnosa tumor. Chief Operation Officer dr. Andry MM. MH.Kes berharap Siloam memiliki visi dan misi yang jelas tentang pelayanan kesehatan di Indonesia.

"Kami berharap dengan kehadiran GKCI di Siloam yang sudah berjalan selama empat tahun juga dapat menjaga kepercayaan masyarakat," tutur dia.

Sedangkan, President Director Siloam International Hospitals, Romeo F. Lledo mengatakan, investasi alat dan fasilitas Gamma Knife yang dikeluarkan sekitar Rp50 miliar. Dia juga menyatakan, layanan tersebut hanya ada di Siloam Hospitals Lippo Village Karawaci dan saat ini belum ada rencana lain untuk mengadakannya di tempat lain.

"Kira-kira Rp 50 miliar investasi berupa alat dan fasilitas yang kami keluarkan. Layanan ini hanya ada di Siloam Hospitals Lippo Village Karawaci dan kami belum berencana mengadakannya di tempat lain," kata Romeo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement