Jumat 07 Apr 2017 23:08 WIB

Waspada, Bullying tidak Hanya Dilakukan Sesama Siswa

Rep: Rr Laeny Sulistywati/ Red: Indira Rezkisari
Bullying adalah tindakan kekerasan yang harus disetop.
Foto: Flickr
Bullying adalah tindakan kekerasan yang harus disetop.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikiater anak dan remaja dari RSJ Soeharto Heerdjan Grogol, dr Suzy Yusna Dewi, SpKJ(K) mengungkapkan sebanyak 75  persen siswa Indonesia pernah melakukan perisakan. Pelaku kekerasan atau perisakan itu bahkan tidak hanya datang dari sesama murid.

‘’Guru atau petugas sekolah yang melakukan kekerasan,’’ kata dia saat seminar peringatan hari kesehatan dunia bertema ‘Remaja Sehat Bebas Depresi’ di aula Sekolah Menengah Pertama (SMP) 12, di Jakarta, Jumat (7/4).

Ia juga mengungkap data mengejutkan bahwa sebanyak 45 persen siswa laki-laki menyebutkan guru atau petugas sekolah merupakan pelaku perisakan di Indonesia. Kemudian 22 persen siswa perempuan mengatakan, perisakan terjadi karena guru-guru dan petugas di sekolah.

Ironisnya, ia menyebut sebanyak 40 persen siswa usia 13-15 tahun melaporkan pernah mengalami kekerasan fisik oleh teman sebaya. Kemudian 50 persen mengalami bullying secara verbal, seperti di jejaring social Facebook.

Untuk itu, ia meminta supaya tindakan bullying segera dihentikan. ‘’Jangan merasa kalau bully itu adalah kesalahan korban, karena dia merasa dirinya bodoh. Bullying adalah tindakan kekerasan, oleh karena itu harus disetop,’’ ujarnya.

Para korban bisa melaporkan aksi ini ke orangtua. Kalau takut ke orangtua bisa ke guru, bahkan ke orangtua temannya.

Pelaku perisakan di sekolah atau bullying tragisnya lebih banyak yang berakhir bunuh diri. Ia mengungkap bunuh diri merupakan gejala depresi berat yang dilakukan oleh orang yang melakukan perisakan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement