REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek mengatakan, angka balita dengan tubuh pendek (stunting) Indonesia sekitar 27,5 persen. Angkanya bisa turun jika rajin mengonsumsi ikan.
Nila menjelaskan, stunting tak hanya mempengaruhi tubuh melainkan juga otak anak. Karena itulah Kemenkes terus berupaya menekannya. Nila nenyebut angka stunting secara nasional awalnya 37,5 persen dan stunting kini turun 27,5 persen. Namun organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan standar stunting 20 persen.
Ia menambahkan, memang diperlukan gizi yang baik untuk menekan stunting. Ia mencontohkan stunting di Palembang, Sumatra Selatan yang dilaporkan jadi 19,2 persen.
"Mengapa turun? Orang Palembang menjadi baik gizinya karena makan ikan yaitu pempek kapal selam ikan dan dalamnya telur," katanya di Jakarta, Selasa (16/5).
Pempek ini diakuinya bagus karena bahan pembuatannya dari ikan yang mengandung protein. Untuk itu ia mendorong masyarakat Indonesia makan ikan. Terlebih, kata dia, presiden mengatakan, 70 persen wilayah Indonesia terdiri dari kelautan dan 30 persen darat. Nila mempertanyakan kenapa masyarakat Indonesia masih meminta daging sapi.
"Kami meminta dan mendorong masyarakat agar mau konsumsi ikan. Kita sehat karena ikan," ujarnya.
Ia menyebut orang Jepang bisa pandai-pandai mereka makan ikan. Sementara Indonesia yang mayoritas wilayahnya laut kenapa tidak mau konsumsi ikan. Ia mengingatkan gizi penting dan sebagai daya ungkit kesehatan atau menghadapi malnutrisi.