Kamis 08 Jun 2017 08:02 WIB

Mengatur Gaya Hidup Agar Menua dengan Sehat

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Lansia
Foto: pixabay
Ilustrasi Lansia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi) mengajak kaum muda untuk mengatur gaya hidup dan menjaga kesehatan sejak muda untuk nantinya menua dengan keadaan sehat. Ketua Umum PB Pergemi Prof Dr dr Siti Setiati, SpPD-KGer, M.Epid, FINASIM mengatakan, kesehatan bernilai mahal. Untuk itu ia meminta menjaga kesehatan sejak muda.

Bahkan sebaiknya sejak kanak-kanak menjaga kondisi tubuh. Ia pun mengajak masyarakat supaya menua dengan sehat. Ini karena jumlah usia tua terus meningkat. Ia menyebut pada 2030 diprediksi ada sekitar 35 juta lanjut usia (lansia).

"Kalau lansia ini dalam keadaan tidak sehat menjadi beban buat semua," ujarnya saat temu media dalam rangka hari peringatan lanjut usia nasional (HLUN) 2017, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan nantinya ini akan menjadi beban pemerintah. Ia mengungkap penyakit yang diderita lansia menghabiskan dana Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang konon katanya di atas 50 persen dana BPJS untuk usia lanjut. Karena, kata dia, sakit yang diderita para manula ini tidak hanya satu. Satu orang yang sama bisa menderita darah tinggi, kencing manis, stroke, gagal ginjal.

Di sisi lain, ia menyebut pihak keluarga juga menganggapnya sebagai masalah. Kesibukan anak-anak anggota keluarganya membuat enggan mengurus ortu. "Jadi jangan sakit-sakitan," katanya.

Ia mengungkap manusia bisa melakukan diet restriksi kalori yaitu diet Okinawa yaitu bisa mengatur makanan yang tinggi sayuran, tinggi kacang-kacangan, konsumsi sedang ikan, kurangi produk daging hingga konsumsi rendah produk susu.

Selain itu, melakukan aktivitas aerobik seperti berjalan, berenang 150 menit dalam sepekan. Atau aktivitas aerobik berat seperti berlari, senam, hingga senam aerobik 75 menit dalam satu pekan. Selain itu, menghambat penurunan kognitif dengan menjaga neuroplastisitas seperti membaca, mengisi teka-teki silang, hingga main catur.  

Kemudian melakukan aktivitas yang menstimulasi kognitif enam jam dalam sepekan untuk menurunkan risiko kejadian demensia. Selaim itu menjalani vaksinasi imunisasi untuk dewasa seperti influenza, tetanus, difteri, pertusis, hepatitis A, hepatitis B, hingga human papillomavirus (HPV) baik untuk perempuan dan laki-laki.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement