REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasien laki-laki asal Inggris dicurigai menderita kanker paru setelah dokter menemukan keberadaan gumpalan pada hasil x-ray paru-paru pasien tersebut. Siapa sangka gumpalan tersebut bukanlah gumpalan kanker melainkan sebuah mainan kecil berbentuk kerucut lalu lintas.
Mulanya, pasien ini mengalami beberapa gejala seperti batuk dan produksi lendir yang tak kunjung membaik. Gejala ini sempat dikira sebagai pneumonia dan juga sebagai akibat dari kebiasaan merokok pasien. Setelah satu tahun tak menemukan kemajuan dari terapi yang dijalani, pasien tersebut dirujuk ke sebuah klinik pernapasan.
Tim dokter kemudian melakukan x-ray pada paru-paru pasien berusia 47 tahun tersebut. Hasil x-ray menunjukkan adanya penampakan gumpalan dalam paru-paru kanan pasien. Gumpalan ini secara signifikan mengurangi volume organ paru-paru pasien.
Dari pencitraan x-ray, gumpalan tersebut terlihat seperti tumor ganas atau kanker. Akan tetapi, pemeriksaan bronkoskopi menunjukkan bahwa gumpalan tersebut adalah sebuah mainan yang bersarang di paru-paru pasien.
Mainan berbentuk kerucut lalu lintas kecil ini ternyata masuk ke dalam paru-paru saat pasien masih kecil dan tak sengaja menghirup mainan tersebut. Diperkirakan mainan tersebut telah bersarang selama 40 tahun di dalam paru-paru pasien. Tim dokter kemudian dengan lancar mengeluarkan mainan tersebut dari paru-paru pasien dengan menggunakan forceps.
"Dia ingat pernah dihadiahi satu set mainan Playmobil di ulang tahunnya yang ketujuh dan kemudian menghirup mainan kerucut lalu lintas setelahnya," ungkap tim dokter melalui tulisan studi kasus yang dimuat dalam jurnal Biomedial Journal Case Reports.
Tim dokter mengatakan ada cukup banyak kemungkinan anak-anak menghirup mainan berukuran kecil. Akan tetapi, mainan yang masuk ke dalam tubuh anak biasanya akan segera memunculkan gejala dan terdiagnosa kurang dari satu minggu. Oleh karena itu, kasus yang dialami oleh pasien asal Inggris ini cenderung langka dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Empat bulan setelah mainan dikeluarkan dari paru-paru, pasien tak lagi mengalami batuk persisten. Konsolidasi jaringan paru-paru pasien juga sebagian besar telah mereda. Dokter mengatakan ada pembesaran permanen pada saluran pernapasan pasien. Akan tetapi kondisi ini umumnya terjadi pada 20 persen pasien yang memiliki benda asing di dalam paru-paru mereka. "Sisi baiknya, gejala yang ia alami telah membaik," terang tim dokter.