REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cegukan atau dalam istilah medis disebut singultus adalah kondisi yang sangat umum terjadi dan dapat dipecahkan dalam beberapa menit sampai beberapa jam. Walau mudah unutk dihilangkan, cegukan dapat mengganggu bagi beberapa orang. Tapi tahukah Anda penyebab cegukan? Berikut alasan kenapa seseorang bisa mengalami cegukan, dilansir dari Reader's Digest.
Makan terlalu cepat
Menurut Marc Wishingrad MD, seorang ahli gastroenterologi di Santa Monica mengungkapkan penyebab utamanya biasanya berkaitan dengan makan-terlalu cepat, terlalu banyak, atau makan makanan yang terlalu pedas, panas atau dingin. "Pencegahan, intinya, belajar makan perlahan dan tidak terlalu berlebihan, walaupun itu tidak mudah," ujarnya.
Kebiasaan buruk
Minum alkohol dan merokok bukan hanya kebiasaan buruk, keduanya seringkali bisa menyebabkan cegukan menurut Mikhail Varshavski, FM, atau alias Doktor Mike.
Keadaan emosional Anda
Menurut Dokter Mike perihal emosional seperti stres, bahagia yang berlebihan bisa menyebabkan cegukan. Bila Anda merasa adrenalin mulai memompa atau detak jantung Anda naik, aturlah pola pernapasan Anda.
GERD
Dr Wishingrad mengatakan cegukan erat kaitannya dengan kesehatan seseorang. Cegukan juga bisa dikaitkan dengan kondisi yang sangat umum yang disebut GERD (gastro-esophageal reflux disease). "GERD bisa menjadi lingkaran setan. GERD dapat menyebabkan cegukan dan cegukan bisa membuat GERD lebih buruk," jelas Dr Wishingrad.
Dr Wishingrad menambahkan jika cegukan lebih dari 48 jam, mungkin dikarenakan GERD ini atau beberapa penyebab lain seperti efek samping pengobatan, penyakit neurologis, serta berbagai infeksi, dan juga kanker.
Operasi
Menurut ahli kardiologi Florida Selatan, Adam Splaver, MD, dalam beberapa kasus, operasi perut dapat menyebabkan cegukan dan juga tumor pada sistem saraf pusat atau perut (biasanya sulit diobati) atau stroke. "Jika gejala cegukan Anda tidak mereda dalam beberapa jam, selalu ada saran bagus untuk menemui dokter Anda," ujarnya.
Selain itu, Dr Wishingrad mengatakan bahwa pengobatan mencakup pengobatan pemblokiran asam, serta obat-obatan yang mempengaruhi sistem saraf, seperti thorazine, baclofen, dan neurontin. "Ada prosedur bedah minor (seperti blok saraf) yang bisa dilakukan jika pengobatan tidak bekerja," tandasnya.