REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi air putih yang cukup saat ini masih rendah. Hal ini diungkapkan Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG), Diana Sunardi. Lalu apa sebenarnya penyebab masyarakat malas minum air putih?
"Kesadaran minum air masih rendah. Ini berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan baik didaerah pegunungan maupun pantai, itu di daerah masih rendah. Penelitian dilakukan dilakuka oleh Prof. Hardinsyah. Untuk angkanya saya tidak ingat," jelasnya pada Ahad (17/3).
Menurutnya, masih rendahnya kesadaran konsumsi air putih ini lantaran masyarakat enggan sering berkemih ke toilet. Karena, usai minum otomatis mereka harus berkemih.
Selain itu, masyarakat juga malas mengambil air karena faktor ketersediaan air. "Makanya harus sediakan botol minum di meja kerja, di tempat bermain harus tersedia. Di ruang kelas selain botol minum harus ada air galon," ujarnya.
Alasan lainnya karena masyarakat terbiasa mengonsumsi teh atau kopi saat pagi atau sore hari. Mereka minum air putih pada saat makan siang saja.
Diana merekomendasikan kita untuk mengonsumsi air putih sebanyak minimal delapan gelas per hari. Minum pada pagi hari, setelah bangun tidur, sehabis makan, dan minum setiap satu jam sekali. "Minum air putih menghindarkan kita dari gangguan konsentrasi," terangnya.