REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Selama berpuasa Ramadhan, tubuh akan mengalami perubahan pola makan yang meliputi perubahan frekuensi makan menjadi hanya dua kali yaitu pada saat sahur dan berbuka. Perubahan pola makan ini dinilai perlu dibarengi dengan asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Pakar gizi dari Universitas Airlangga, Lailatul Muniroh, mengatakan mengontrol asupan makan saat berbuka sangat penting. Sebaiknya, jangan langsung mengonsumsi makanan pedas, tinggi santan, tinggi garam, atau minuman berkafein, bersoda, dan tinggi gula saat berbuka puasa.
“Jika langsung makan dan minum itu semua saat buka puasa, maka tubuh berisiko mengalami lonjakan gula darah dan gangguan pencernaan,” kata Lailatul dalam keterangan tertulis, dikutip pada Selasa (4/3/2025).
Sebagai solusi, dia menyarankan untuk setiap individu untuk memilih makanan alami dan bergizi seperti buah segar, makanan yang direbus, dikukus atau dipanggang, serta minuman sehat. Ia menyarankan untuk mengawali buka puasa dengan air putih atau infused water dan kurma, sebelum makanan utama yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, dan buah.
Lailatul juga menekankan pentingnya mengatur porsi makan secara bertahap dan seimbang untuk berbuka puasa. Hal ini bertujuan agar nutrisi terserap optimal. Selain itu, mengatur pola makan saat berbuka bertujuan untuk mengurangi risiko peningkatan gula darah secara drastis saat berbuka.
“Jadi awali dengan makan ringan, porsi kecil, dan makanan yang mudah dicerna. Ikuti pola Isi Piringku dan hindari makan berlebihan saat berbuka puasa. Batasi gula dan lemak berlebih, serta pastikan asupan cairan cukup untuk menghindari dehidrasi saat berpuasa,” kata Lailatul.
Menurut Lailatul, perubahan pola makan selama Ramadhan bisa memberikan manfaat kesehatan jika dilakukan dengan baik, seperti detoksifikasi tubuh, pengelolaan berat badan, dan peningkatan kesehatan metabolik. Namun, jika tidak dikontrol bisa berdampak negatif seperti dehidrasi, gangguan pencernaan, dan peningkatan berat badan.
“Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan asupan gizi, cukup minum air, dan tetap aktif agar tubuh tetap bugar. Apabila tidak melakukan aktivitas fisik alias mager, bukan tidak mungkin berat badan dapat meningkat,” kata dia.
