Selasa 09 Apr 2019 19:20 WIB

Ini Dua Jenis Serat yang Sebaiknya Dikonsumsi

Dua jenis serat itu adalah soluble fibre dan insoluble fibre

Rep: Desy Susilawati/ Red: Christiyaningsih
Sayuran  (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sayuran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serat adalah asupan penting untuk menjaga kesehatan pencernaan. Dokter Spesialis Gizi Klinik Putri Adimukti menjelaskan ada dua jenis serat yang harus dikonsumsi. Dua jenis serat itu adalah soluble fibre (larut dalam air) dan insoluble fiber (tidak larut dalam air).

Serat biasanya berasal dari buah dan sayur. Agar pecernaan sehat, maka kita harus mengonsumsi dua jenis serat ini supaya komplit. “Tidak bisa kalau hanya sayur atau hanya buah saja. Harus sayur dan buah,” jelas Putri belum lama ini.

Baca Juga

Selain dari sayur dan buah, serat juga bisa diperoleh dari whole grains, biji-bijian, serealia, beras merah (bisa dicampur beras putih), kacang-kacangan, polong-polongan dan biji-bijian. Menurutnya konsumsi serat per hari sebaiknya sekitar 20 sampai 40 gram.

Rata-rata kebutuhan orang Indonesia sekitar 25 sampai 30 gram per hari. “Kalau makan lebih banyak butuh lebih banyak,” ujarnya. Putri menyarankan dalam mengonsumsi buah dengan jarak waktu yang tidak jauh dari makan utama.

Buah boleh dikonsumsi sebelum dan setelah makan asal tidak terpisah waktu. “Kapan saja sebelum makan atau sesudah. Saya menyarankan supaya cepat kenyang dan penyerapannya bagus sesaat sebelum makan atau pada saat makan. Jangan setelah makan dua jam baru makan buah,” tambahnya.

Ia menjelaskan banyaknya kandungan serat yang terkandung dalam beberap makanan sehari-hari. Setengah buah pepaya hanya mengandung dua gram serat, wortel dua buah mengandung dua gram serat, sebutir apel mengandung 3,6 gram serat, semangkok sup bayam mengandung tiga gram serat, dan oatmeal empat gram serat.

Saat mengonsumsi apel atau kentang harus dengan kulitnya karena ada kandungan serat di dalamnya. “Kalau tidak tercukupi dari diet, makanan, buah sayur dan lainnya bisa dipertimbangkan tambahan vitamin atau suplementasi,” sarannya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement