REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian terbaru dari Netherlands Institute for Neuroscience menghubungkan insomnia atau penyakit susah tidur dengan kepribadian tertentu. Penelitian ini melibatkan 2.224 partisipan yang didiagnosis insomnia antara 2010-2016.
Para partisipan kemudian dikelompokkan ke dalam lima tipe kepribadian. Spesialis tidur di Stanford Sleep Medicine Center, Rafael Pelayo mengatakan orang yang rentan depresi, stres, dan suasana hati buruk masuk akal mengalami insomnia.
Orang-orang akan tidur nyenyak jika kondisi pikiran dan perasaannya tenang. "Anda akan tidur nyenyak saat merasa aman, nyaman, dan dicintai," kata Pelayo. Berikut lima tipe insomnia berdasarkan kepribadian sebagaimana dilansir Health, Rabu (15/5).
1. Sangat tertekan (highly distressed)
Ini adalah orang yang super aktif dan sangat cemas sebelum tidur. Mereka rentan terserang depresi.
2. Cukup tertekan, cukup sensitif (moderately distressed, reward sensitive)
Mirip dengan tipe pertama, orang dengan tipe kedua juga aktif dan cemas sebelum tidur. Namun, mereka lebih mudah menerima emosi bahagia atau menyenangkan. Tingkat insomnianya lebih tinggi, disebut insomnia psikofisiologis yang menyebabkan mereka justru stres jika tidur. Ini yang kemudian membuat mereka tetap terjaga.
3. Agak tertekan, kurang peka (moderately distressed, reward insensitive)
Orang ini tipe yang sangat tidak bahagia dan umumnya pesimistis. Meski mereka tidak reseptif terhadap perasaan bahagia, namun kepribadian tipe ini tidak sedepresif tipe kedua.
4. Agak tertekan, reaktivitas tinggi (slightly distressed, high reactivity)
Orang tipe ini kesulitan tidur karena problem kehidupan, seperti masalah keuangan atau hubungan asmara. Insomnia yang mereka alami lebih lama dari biasanya dan cenderung mengalami trauma.
5. Sedikit tertekan, reaktivitas rendah (slightly distressed, low reactivity)
Tipe ini sulit tidur karena problem kehidupan, namun reaksinya tak seintensif tipe keempat. Tipe kepribadian ini memiliki motivasi rendah. Berdasarkan penelitian, tipe empat dan lima cenderung mengalami insomnia pada usia 40-an.